A-News.id, Tanjung Redeb – Bupati Berau, Sri Juniarsih, meninjau sejumlah lokasi penjualan hewan kurban di kawasan Tanjung Redeb. Hal ini untuk memastikan bahwa hewan kurban yang ada di penampungan layak dijual.
Usai meninjau, Sri Juniarsih memastikan hewan kurban yang berada di penampungan dalam kondisi sehat dan layak dijual. Hal itu kata dia dibuktikan dengan sertifikat sehat yang dimiliki masing-masing hewan kurban.
Apalagi sejauh ini Dinas Pertanian dan Peternakan terus melakukan pengawasan terhadap hewan kurban yang sudah masuk penampungan maupun yang baru tiba.
“Kalau sudah masuk pasaran berarti sudah ada sertifikatnya. Jadi kalau sudah ada barcode sudah bisa dipastikan sapi tersebut sehat,” katanya (20/6/2023).
Bupati juga menyebut jumlah hewan kurban tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun lalu. Dinas Pertanian dan Peternakan Berau mencatat hingga hari ini (20/6/2023) sudah ada 1.255 ekor sapi yang tersebar di beberapa penampungan. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun lalu yang berjumlah 1.181 ekor.
“Saya rasa tahun ini stoknya sudah lebih. Infonya mau masuk lagi 60 ekor. Masyarakat tidak lagi kesulitan mencari hewan kurban,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Berau, Junaidi, menambahkan bahwa sebagian besar sapi yang masuk penampungan berasal dari luar daerah.
“Ada sapi lokal. Tapi lebih banyak dari luar, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi,” ujarnya.
Sementara itu, harga sapi saat ini berkisar di angka Rp 16-50 juta per ekor. “Harga paritif. Tergantung berat. Paling mahal Rp 50 juta. Tapi biasanya yang banyak dicari kisaran Rp 25-30 juta per ekor,” jelasnya.
Junaidi menambahkan, sapi yang masuk sebelnya sudah melalui pemeriksaan dan karantina. Sehingga dipastikan sapi yang ada di lokasi penjualan sehat dan layak jual.
“Sejauh ini sesuai pengamatan belum ada yang sakit. Sebelum di kirim sudah karantina. Sampai di sini (Berau) karantina lagi,,” imbuhnya. (ADV/to)