Follow kami di google berita

Curah Hujan Tinggi, Bidang P2P Dinkes Berau Waspada Potensi DBD

A-News.id, Tanjung Redeb – Memasuki musim penghujan, Dinas Kesehatan Kabupaten Berau melalui Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) makin meningkatkan kewaspadaan terkait kemungkinan munculnya kasus penyakit demam berdarah, Senin (8/11/2021).

Kewaspadaan tersebut untuk langkah antisipasi, karena salah satu faktornya yakni fase musim penghujan yang cukup lama ditambah genangan air tempat nyamuk berkembang biak semakin banyak.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Berau Garna Sudarsono menyebut, diantara langkah yang dilakukan adalah, dengan memberikan imbauan kepada warga melalui Puskesmas di semua Kecamatan. Langkah dini ini dilakukan untuk menghindari timbulnya wabah tersebut.

Namun begitu, Garna memastikan untuk kasus Demam Berdarah belum ada lonjakan dan relatif masih stabil.

“Kasus DBD sampai hari ini sebenarnya kalau pun ada, tidak ada kenaikan yang signifikan, artinya masih dalam tahap normal-normal saja,” ujarnya saat diwawancarai beberapa waktu lalu.

“Upaya-upaya yang dilakukan sudah kita sampaikan melalui Puskesmas itu artinya bahwa untuk selalu mensosialisasikan kepada masyarakat untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” ungkap Garna.

“Melalui puskesmas, jadi puskesmas ini yang kami anjurkan melalui sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat, misalkan posyandu ataupun dimana saja yang bisa ada massa untuk melaksanakan sosialisasi itu,” tambahnya.

PHBS tersebut, lanjut Garna harus dilakukan secara merata, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Pasalnya, demam berdarah merupakan satu diantara penyakit lain yang timbul karena lingkungan yang kurang sehat.

Selain PHBS penerapan program 3 M yakni menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.

Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular.

“DBD ini adalah penyakit yang berbasis lingkungan, artinya ketika lingkungan itu tidak sehat maka bisa menjadikan DBD ini bisa berkembang biak artinya bisa ditemukan lebih banyak kasus lagi,” ujarnya.

“Terutama nyamuk ini kalau ada media-media untuk berkembang biak, ini yang jadi masalah, artinya kalau bisa melaksanakan PHBS dengan menerapkan 3 M, Insya Allah maka kita akan bisa meminimalisir nyamuk DBD tersebut,” pungkasnya. (mik)

Bagikan

Subscribe to Our Channel