Follow kami di google berita

Tak Semua Orang Bisa Transaksi Pakai Q-Ris, Kebijakan Bandara Kalimarau Dikeluhkan

A-News.id, Tanjung Redeb – Badan Layanan Umum (BLU) Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) kelas I Bandara Kalimarau wacanakan penggunaan metode pembayaran dengan menggunakan Q-Ris atau non tunai, untuk transaksi selama berada di Bandara Kalimarau.

Hal itu pun menuai pro dan kontra dari masyarakat. Dari sumber yang enggan disebutkan namanya, menyebut bahwa, kebijakan yang diambil oleh pihak bandara terlalu memberatkan masyarakat. Terlebih, bagi mereka yang tidak paham menggunakan Q-Ris tersebut.

Bahkan, dirinya mengungkapkan, bahwa kebijakan yang dibuat oleh Bandara Kalimarau tersebut, melanggar hak asasi manusia (HAM).

“Melangar hak asasi manusia bah. Masa orang ga boleh bayar tunai, di Bandara Soekarno Hatta aja boleh pembayaran tunai,” ujarnya.

Lanjutnya, memikirkan nasib-nasib turis mancanegara yang rela tukar uang, untuk mendapat uang tunai.

“Mereka loh tukar uang dolar ke rupiah buat belanja masa dibuat susah lagi,” katanya.

Dirinya berharap, di Bandara Kalimarau, tetap diberlakukan pembayaran tunai.

“Intinya kami mau ada 2 alternatif aja, Q-Ris boleh tunai boleh,” ucapnya.

Dirinya juga, menyebut bahwa tidak semua orang memiliki smartphone. Terlebih, tidak semuanya juga memiliki mobile banking.

“Kalau memang tidak punya mobile banking atau dompet digital, jadi orang-orang itu tidak boleh belanja,” tanyanya.

Sementara itu, Kepala BLU UPBU Bandara Kelas I Kalimarau, Ferdinan Nurdin mengatakan, bahwa ini adalah suatu langkah untuk menuju menjadi Bandara Internasional.

“Saya bukan orang Berau, saya pendatang. Tapi saya mau berbuat yang terbaik untuk Berau. Masa masyarakat tidak senang, jika Bandara Kalimarau ini menjadi Bandara Internasional,” ujarnya.

Dikatakannya, pro dan kontra dalam suatu pengambilan kebijakan tak mungkin terelakan. Namun, dirinya berpandangan bahwa, saat ini pun harus melek digitalisasi.

“Perlu diketahui, reformasi birokrasi yang digalakkan oleh Presiden Joko Widodo ada 4. Salah satunya adalah digitalisasi,” katanya.

Dijelaskannya, Bandara Kalimarau nantinya akan menjadi smart airport. Untuk menhadi smart airport, tentunya juga dibutuhkan masyarakat yang smart.

“Kalau kita tetap memberlakukan konvensional, apa iya kita mau seperti ini-ini saja. Apakah kita tidak mau melakukan perubahan untuk ke arah yang lebih baik,” katanya.

Dirinya menyebut, masyarakat Berau tentunya tahu bagaimana kondisi Bandara Kalimarau dahulu. Dimana, sekarang Bandara Kalimarau sudah menjadi bangunan yang megah.

“Masa mau disamakan seperti yang dulu-dulu terus. Yang kami lakukan, saat ini tentunya sejalan dengan program kami sebagai BLU,” ucapnya.

Lebih lanjut, sebagai BLU, tentunya harus memikirkan seefektif mungkin, bagaiamana operasional terus berjalan.

“Kami tentunya harus memikirkan soal efesiensi dan efektifitas operasional yang nantinya menjadi pendapatan Bandara,” terangnya.

Diakuinya, saat ini pendapatan BLU Kalimarau tidak sebanding dengan pengeluaran untuk operasional bandara.

“Maka dari itu, kami melakukan inovasi-inovasi dan trobosan berkaitan dengan pelayanan,” bebernya.

“Tentunya, itu juga dengan tidak mengenyampingkan safety dan secuerity. Karena itu prioritas kami,” ujarnya.

Dengan adanya aturan penggunaan Q-Ris tersebut, semua orang boleh belanja. Dimana, memang penggunaan Q-Ris itu juga merupakan program dari Bank Indonesia.

“Mayoritaskan semua masyarakat itu punya mobile banking, toh sama saja kayak transaksi biasa. Hanya saja, bedanya pembayarannya tidak tunai,” tegasnya.

Diakuinya, saat ini hingga 30 September 2023, terus dilakukan sosialisasi terkait masalah tersebut.

“Per satu Oktober nanti, tetap akan diberlakukan pembayaran non tunai,” tandasnya. (Poh)

Bagikan

Subscribe to Our Channel