Follow kami di google berita

Pedagang Tuntut Kejelasan Nasib, Pemkot Belum Sosialisasi mengenai Pembangunan Ulang Pasar Pagi

A-News.id, Samarinda – Pemkot Samarinda kembali berancang-ancang untuk melakukan pembangunan besar-besaran di Pasar Pagi. Pasalnya bangunan tersebut sudah ada sejak tahun 1960-an, namun belum pernah dilakukan renovasi.

Menanggapi hal tersebut Ketua Forum Pedagang Pasar Pagi Thoriq Hakim mengakui hingga kini belum ada pemberitahuan secara resmi, termasuk sosialiasi mengenai kejelasan nasib mereka. Sebab dari kabar yang beredar, dari Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Samarinda belum memberikan kepastian, atas tempat relokasi sementara.

Untuk diketahui jumlah pedagang di Pasar Pagi berjumlah 2.800 orang. Perlu tempat yang luas, untuk bisa menampung semua pedagang yang sudah turun temurun berusaha disana.
“Seharusnya sejak awal ada wacana, pedagang diberikan sosialisasi detail tentang tahapannya, termasuk tempat yang akan kami tempati,” kata Thoriq.

Berdasarkan pertimbangan hal tersebut diatas, pedagang Pasar Pagi mengusulkan relokasi berada di kawasan Citra Niaga dan eks Pelabuhan Peti Kemas Samarinda. Selain itu ia juga meminta agar Pemkot Samarinda tidak teburu-buru memindahkan mereka.

“Pedagang meminta penundaan pelaksanaan
Relokasi sampai setelah lebaran Idul Fitri 1445 H/2024,” ucapnya.

Sementara itu Wali Kota Samarinda Andi Harun mengharapkan rencana pembangunan kembali Pasar Pagi ini tidak dihalang-halangi oleh semua kalangan. Sebab pihaknya mempertimbangkan umur kontruksi bangunan, yang sangat membahayakan jika tidak mendapat penanganan.

“Kami hanya berniat baik, karena secara konstruksi sudah sangat membahayakan. Jangan sampai ada korban karena bangunannya runtuh,” ujar orang nomor satu di Samarinda itu.

Ia sendiri menjamin bahwa selama masa relokasi, pedagang tidak akan dipungut biaya sewa. Selain itu seluruh pedagang juga dijamin akan mendapatkan lapak mereka kembali, namun dengan tampilan yang lebih modern dan dilengkapi dengan eskalator.

Hanya saja mengenai permintaan adanya penundaan, menurutnya tidak bisa diterima. Lantaran waktunya sangat singkat dan tidak akan selesai jika harus dimulai setelah Idulfitri. Sehingga diperkirakan proyek baru bisa berjalan pada bulan Mei atau Juni.

“Kalau begitu permintaannya saya tidak bisa, masa jabatan saya berakhir di November 2024. Jadi kalau masih bersikeras, mau bagaimana lagi, tidak usah dibangun,” pungkas Andi Harun. (*/ML/YF)

Bagikan

Subscribe to Our Channel