A-News.id, Tanjung Selor – Kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka tertentu (Inflasi). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara (Kaltara), terjadi penurunan (Deflasi) sebesar 0,10 persen dengan perubahan indeks konsumen 114,57 di Bulan Juli menjadi 114, 46 pada Agustus 2023.
Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai mengatakan, inflasi Kaltara pada tahun 2023 mengalami penurunan dibanding 2022. Sehingga, hal tersebut membuktikan pengendalian inflasi di Kaltara khususnya di dua daerah yakni Kota Tarakan dan Tanjung Selor memiliki pola yang cukup baik.
“Untuk deflasi di Agustus ini, pola nya sangat mirip dengan tahun sebelumnya. Jadi, mengalami penurunan,” ungkap Mas’ ud kepada A-News.Id, Jumat (1/9).
Lalu, ditambahkan Mas’ ud, inflasi tahun kalender gabungan kedua daerah di Kaltara pada Agustus 2021 – 2023 mencapai 0,13 persen, disusul inflasi tahun kalender (ytd) sebesar 1,76 persen, Inflasi tahun ke tahun sebesar 3,24 persen.
Kemudian, inflasi bulanan (mtm) Tanjung Selor sebesar 0,04 persen, inflasi tahun kalender (ytd) sebesar 1,37 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 3,49 persen.
“Biasanya di Tanjung Selor angka inflasinya selalu lebih tinggi dibanding daerah lainya di Kaltara, ini bukti keberhasilan kita melakukan tata kelola barang atau kerjasama antar daerah dalam suplai barang cukup bagus. Jadi, perkembangan harga tidak terlalu bergejolak, yang biasa Tanjung Selor tinggi sekarang justru lebih rendah,” ujarnya.
Mas’ud sangat bersyukur, di pertengahan tahun 2023 Pemda bisa mengendalikan inflasi dengan cukup baik.
“ Mudah-mudahan, kedepan Pemda masih bisa mengkondisikan pengelolaan ketersediaan barang lebih baik sehingga inflasi Kaltara tidak lebih dari 3 persen,” jelasnya.
Pada saat pemaparan diruang pertemuan kantor BPS Kaltara di Jalan H .Maskur, pria yang baru menjabat selama 8 bulan sebagai Kepala BPS Kaltara menyebutkan, penyumbang tertinggi inflasi (m-to-m,%) terjadi pada komoditas beras. Dengan presentase 0,09 persen, lalu Cabai Rawit 0,03 persen, Wortel 0,02 persen, Bawang Putih 0,01 persen dan Terong 0,01 persen.
Adapun, komoditas penyumbang utama andil inflasi (y-on-y,%) sebesar 3,29 persen diantaranya bensin 1,22 persen, angkutan udara 0,55 persen, beras 0,29 persen, daging ayam ras 0,27 persen, emas perhiasan 0,15 .
Disusul dengan harga barang dan jasa gabungan kedua daerah mengalami deflasi (mtm) sebesar 0,10 persen dan hal tersebut membuat adanya perubahan indeks harga tahun kalender (ytd) sebesar 1,68 persen. (*/Lia)