Follow kami di google berita

Ruangan RSUD Abdul Rivai Overload, Sebagian Pasien Anak Dirawat di Lorong

A-News.id, Tanjung Redeb – Pemandangan miris mewarnai fasilitas kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Abdul Rivai, Tanjung Redeb. Bagaimana tidak, jika memasuki ruang rawat inap Anggrek, maka pembesuk akan melihat ranjang-ranjang pasien anak yang bertebaran di bagian lorong.

Kondisi tersebut bukan tanpa sebab. Humas RSUD Abdul Rivai, dr. Erva Anggriana mengatakan, situasi yang demikian merupakan imbas dari banyaknya pasien dengan rentan usia anak-anak yang terserang penyakit akut seperti tipes, demam berdarah dengue (DBD) dan bronkopneumonia atau penyakit paru-paru yang jumlahnya meningkat signifikan sedang kapasitas ruangan sangat minim.

Penyakit tersebut, kata Erva tentunya harus dengan penanganan yang cukup lama dengan observasi harus langsung dari rumah sakit. Sehingga, dengan berbagai pertimbangan dan langkah, beberapa pasien harus dirawat di bagian lorong ruangan rawat inap.

“Harapan kami ini tidak lama terjadi, kami pun prihatin ketika pasien-pasien ini terlalu lama berada di lorong,” ujarnya kepada wartawan yang meliput, Jumat (26/8/2022).

Itu dirasakan pihak rumah sakit sudah beberapa minggu. Sementara itu, untuk penambahan petak ruangan pun kata Erva sudah pernah diajukan dalam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) pada tingkat provinsi. Namun hingga kini realisasi belum juga diperoleh. Meskipun kondisi tersebut diakui Erva tidak terjadi secara terus-menerus namun ada saat tertentu kondisi itu harus dirasakan pihak rumah sakit, dengan demikian permasalahan itu harus segera diatasi.

“Seperti saat ini contohnya, kasus DBD sedang meningkat tentu saja jumlah ruangan yang terpakai pun ikut meningkat,” katanya.

“Jadi saat ini upaya yang bisa kita lakukan cuma menaruh pasien di lorong, di samping itu upaya untuk bisa menambah ruangan terus kita lakukan,” tambahnya.

Dari catatan pihak RSUD, kasus DBD pada bulan Agustus meningkat tajam sebanyak 49 kasus dibanding Juni yang hanya 36 dan Juli sebanyak 42 kasus. Saat ini pasien yang dirawat berjumlah 10 orang.

Sementara pasien tipes yang dirawat berjumlah 7 orang dengan rincian kasus, Juni 8 kasus, Juli 6 kasus dan Agustus 20 kasus. Sementara itu, untuk penyakit bronkopneumonia saat ini yang dirawat berjumlah 20 orang.

“Harapan kami pemerintah daerah juga bisa membuka mata untuk secepatnya memberikan solusi penambahan ruangan ini,” pungkas Erva.

Beruntung kondisi tersebut diwajarkan oleh orang tua pasien. Mereka dengan lapang dada menerima anaknya ditaruh di pojok lorong, karena mereka memaklumi kapasitas ruangan yang minim tersebut.

“Ruangan lagi penuh, menurut saya tidak apa-apa yang penting pelayanan tetap ada dan anak saya dalam kondisi sehat,” ujar seorang ibu pasien, Nova.

“Pas pertama masuk, dikasih tahu memang ruangan lagi full jadi mau tidak mau kita diberi pilihan dirawat di lorong. Kita sebagai orang tua tidak bisa mengeluh apalagi keadaan darurat begitu,” tambah orang tua pasien lainnya, Zunita. (mik)

Bagikan

Subscribe to Our Channel