Follow kami di google berita

Dinkes Bulungan Pastikan Takjil Bebas Zat Berbahaya

A-News.id, Tanjung Selor — Makanan berbuka puasa atau takjil, yang biasa dijajahkan para pedagang pada saat bulan ramadhan di Bulungan diklaim aman dari zat berbahaya.

Hal itu disampaikan, Sekrertaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulungan, drg Ida Bagus baru-baru ini. Bagus mengakui, bahwa menu santapan berbuka masyarakat di Bulungan bebas dari metanil yeloow, rhodamin B, boraks dan formalin.

“Kami telah memeriksa 30 sampel makanan siap saji, hasil yang mengarah keempat jenis zat berbahaya tidak ada,” ungkapnya.

Sebelumnya bersama tim gabungan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Tarakan, Diskoperindag, Satpol-PP, PTSP dan Polresta melakukan sidak terhadap para pedagang takjil di pasar ramadhan jalan A.Yani, Sudirman, Sengkawit dan Semangka. Hasil sidak tersebut 30 sampel makanan siap saji berhasil dikumpulkan.

“Jadi 30 sampel yang kita sudah periksa melalui metode rapit test tidak mengandung zat berbahaya,” kata Bagus.

Lalu, mengapa hanya 30 sampel saja yang diuji? Pria yang hobby berkebun tersebut mengatakan, jika beragam jenis makanan telah ada dalam 30 sampel.

“Yang kita ambil sampel itu, kue, es, gorengan dan sambel,”bebernya.

Karena hasil pemeriksaan takjil tidak mengandung zat berbahaya, Dinkes Bulungan memastikan takjil yang dijual oleh para pedagang aman sesuai dengan sampel yang diperiksa.

Kendati demikian, Bagus tetap menghimbau masyarakat untuk tetap memperhatikan serta mampu menilai makanan hendak yang dibeli. Mengingat, dampak dari memakan makanan yang mengandung zat berbahaya sangat tidak baik bagi kesehatan.

“Kalau konsumsi makanan yang mengandung zat berbahaya itu bisa menyebabkan diare dan paling berbahaya jangka panjang, seperti kanker, penyakit kulit dan sebagainya,” tukasnya.

Hal ini juga, yang harus di perhatikan oleh masyarakat tambah dia. Karena bulan ramadhan banyak yang membeli diluar dan jarang untuk masak sendiri.

Hal sama juga disampaikan, Ketua Pengawas Formasi Makanan BPOM Tarakan Nuramila mengakui, hasil uji dengan mengunakan metode rapit test oleh pihaknya tidak ditemukan takjil yang mengandung zat berbahaya.

“Uji lab yang kita lakukan hanya memakan waktu 5 menit, untuk menentukan semua jenis makanan yang diperiksa tidak mengandung zat berbahaya,”bebernya.

Mengunakan pemeriksaan dengan rapit test merupakan metode awal. “Ya,jika hasil terbukti dilanjutkan kelaboratorium yang lebih canggih, Namun karena hasil tidak mengandung zat berbahaya tidak dilanjutkan,” jelasnya.

Kemudian, pada dasarnya pemeriksaan laboratorium lebih akurat dibanding rapit test, hanya saja metode awal rapit test ( Skrining awal) itu juga sangat penting.

“Kalau dicurigai ada lanjut di Lab jika tidak ada ya artinya aman,” tukasnya.

Lalu selain pemeriksaan takjil, pihaknya juga melakukan sidak di 4 titik tokoh retail dan pasar induk.

Dalam sidak tersebut, Lanjut Nuramila ditemukan beberapa makanan tanpa izin edar dengan jenis makanan roti dari Malaysia.

“Ini sebenarnya berapa kali ditemukan tapi kadang masih juga menjual, tapi tidak banyak hanya beberapa kotak saja,” bebernya. (Lia)

Bagikan

Subscribe to Our Channel