Follow kami di google berita

Imbas Kelangkaan Minyak Goreng, Penjual Makanan Tutup Lebih Awal

A-News.id, Tanjung Redeb – Imbas kelangkaan minyak goreng di Kabupaten Berau membuat sebagian besar pemilik warung makan tutup lebih awal. Salah satunya, beberapa rombong yang kerap berjualan makanan di sekitar Jalan Gatot Subroto, Tanjung Redeb, Selasa (22/2/2022).

Pedagang mengaku penghentian berjualan ini merupakan dampak kelangkaan minyak goreng. Jika pun mereka mendapatkan pasokan, jumlahnya terbatas dan harganya sudah melambung, beberapa pedagang yang tetap memaksakan untuk berjualan pun tidak bisa maksimal akibat minyak goreng sudah habis.

“Susah pak, selama minyak goreng langka ini kita pedagang juga kesulitan untuk berjualan karena pemakaian kita kurangi, yang biasa pemakaian sehari bisa 3 liter ini jadi 1,5 liter saja,” demikian keresahan salah seorang Pedagang, Sukri.

Pedagang pun mengaku, cukup kesulitan memperoleh minyak goreng. Tak jarang mereka harus berkeliling untuk mencarinya.

“Sampai keliling kita mencari minyak goreng itu, saya sendiri mau tidak mau harus tutup rambong lebih awal, normalnya kita jualan bisa sampai jam 02.00, ini cuma sampai jam 00.00 Wita saja,” tambah Sukri.

Hal senada juga diungkapkan pemilik Warung Makan, Sutrisno. Kata dia, penutupan tempat usaha adalah pilihan terakhir karena sebagian besar bahan utama untuk memasak membutuhkan minyak goreng.

“Kalau pun tutup, kita banyak tanggungan lain, seperti biaya sekolah, bayar kontrakan rumah, untuk hari ini saya tidak dapat sama sekali minyak goreng,” katanya.

“Semisal sampai besok tidak ada minyak goreng saya rencana bakalan tutup untuk sementara,” sambung Sutrisno.

Akibat kelangkaan ini, pedagang warung rumahan itu mengalami kerugian karena omzet penjualan menyusut hingga 20 persen. Agar jualan bisa kembali normal, pedagang berharap pasokan minyak goreng dipermudah. Selain itu, pedagang juga berharap minyak goreng harganya tidak terlalu mahal.

“Selama kondisi kelangkaan minyak goreng ini paling parah 3 hari ini. Kalau omzet jelas turun sekitar 15 sampai 20 persen. Masalahnya kita yang biasanya buka sampai malam kini hanya buka sampai sore sampai jam 18.00 saja,” curhat Sutrisno.

“Ya mohonlah ini bisa diupayakan pihak berwenang, agar kegiatan dagang kita bisa kembali lancer,” pungkasnya. (Mik)

Bagikan

Subscribe to Our Channel