Follow kami di google berita

Distanak Catat 3 Tahun Kasus Rabies Nihil

A-News.id, Tanjung Redeb – Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau mencatat nol kasus rabies di Berau. Terakhir, kasus rabies terkonfirmasi pada tahun 2017 silam.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, Junaidi mengatakan, untuk Berau hingga kini masih negatif kasus rabies. Dan hewan yang terjangkit sudah dimusnahkan sesuai dengan persetujuan dari pemilik hewan.

Dikatakan Junaidi, untuk stok vaksin rabies di Berau tahun 2023 ini mencapai 2.655 dosis. Sedangkan yang sudah divaksin yakni 335 ekor. Dan surveilans rabies mencapai 325 sampel. Menurut Juniaidi, dari sample yang dikirim tersebut, semuanya negatif.

“Benar, kasus terakhir itu sudah lama sekali,” katanya.

Dipaparkan Junaidi, rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies, ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka.

“Tentu bisa menular ke manusia. Dan ini situasi yang berbahaya,” tuturnya.

Masa inkubasi (masa masuknya virus kedalam tubuh manusia / hewan sampai menimbulkan gejala penyakit) adalah, masa inkubasi pada hewan antara 3 – 8 minggu, masa inkubasi pada manusia bervariasi, biasanya 2 – 8 minggu, kadang- kadang 10 hari sampai 2 tahun, tetapi rata- rata masa inkubasinya 2 – 18 minggu. Sumber penular dari penyakit rabies adalah anjing sebagai sumber penular utama, disamping itu dapat juga ditularkan oleh kucing dan kera. Di luar negeri, disamping ke 3 hewan diatas, dapat juga ditularkan melalui gigitan bitang seperti, serigala, kelelawar, skunk, dan racoon.

“Setelah virus rabies masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan hewan (anjing), selama sekitar 2 minggu virus akan tetap tinggal di tempat masuk dan atau didekat tempat gigitan,” paparnya.

Selanjutnya virus akan bergerak mencapai ujung-ujung serabut saraf posterior tanpa menunjukkan perubahan fungsinya. Sepanjang perjalanan ke otak, virus rabies akan berkembangbiak / membelah diri (replikasi). Selanjutnya sampai diotak dengan jumlah virus maksimal, kemudian menyebar luas ke semua bagian neuron. Virus ini akan masuk ke sel-sel limbik, hipotalamus, dan batang otak. Setelah memperbanyak diri pada neuron-neuron sentral, maka virus rabies akan bergerak keseluruh organ dan jaringan tubuh untuk berkembang biak seperti adrenal, ginjal, paru-paru, hati dan selanjutnya akan menyerang jaringan tubuh lainnya.

“Manusia tentu bisa terpapar, jika tergigit hewan tersebut. Apalagi jika ada luka terbuka,” bebernya.

Gejala dan tanda rabies pada hewan ada dua tipe yaitu, tipe ganas terdiri dari stadium prodromal, eksitasi dan paralise dengan rincian, Stadium prodromal ( 2 – 3 hari ), gejala malaise, tidak mau makan, agak jinak, demam sub febris, refleks kornea menurun, Stadium eksitasi ( 3 – 7 hari ), gejalanya, reaktif dengan menyerang, dan menggigit benda bergerak, pica (memakan berbagai benda termasuk tinjanya sendiri), lupa pulang, strabismus, ejakulasi spontan, Stadium paralisis, gejala, ekor jatuh, mandibula jatuh, lidah keluar, saliva (ludah) berhamburan, kaki belakang terseret.

“Pada stadium ini sangat singkat dan biasanya dikuti dengan kematian hewan tersebut,” tegasnya.

Yang kedua yakni, tipe jinak, umumnya stadium ini muncul setelah stadium paralisis, anjing ini terlihat diam, berpenampilan tenang namun akan ganas kalau didekati. Gejala dan tanda penderita rabies pada manusia yaitu demam, mual, rasa nyeri di tenggorokan, keresahan, takut air (hidrophobia), takut cahaya, liur yang berlebihan (hipersaliva).

“Jika tergigit, usahakan segera cuci dengan air mengali hingga 10-15 menit. Dan usahakan cuci dengan sabun. Setelah itu segera periksakan diri ke dokter,” tutupnya. (Adv/Poh)

Bagikan

Subscribe to Our Channel