Follow kami di google berita

Anggota DPRD Berau: Maskapai Penerbangan ke Berau Harus Ditambah

A-News.id, Berau – Sebagai dampak di masa PPKM pencegahan Covid-19 telah menyebabkan menurunnya kegiatan ekonomi masyarakat, termasuk dampaknya terhadap maskapai penerbangan nasional yang melayani Bandara Kalimarau, Berau. Sejak awal pandemi beberapa maskapai penerbangan yang masuk ke Berau satu per satu sudah tidak lagi beroperasi. Hanya maskapai Lion Air dan Wing saja yang masih bertahan sampai saat ini, sementara maskapi plat merah Garuda, Citilink dan Sriwijaya Air tidak lagi beroperasi. Kondisi ini membuat tidak sehat dan terbatasnya kondisi pelayanan penerbangan bagi masyarakat Kabupaten Berau.

Meskipun persyaratan calon penumpang sudah diturunkan dari test PCR menjadi test Antigen seiring menurunnya kondisi Covid-19 di tanah air, ditengarai dengan monopili saat ini diduga tarif penerbangan dari dan ke Berau menjadi mahal karena penerbangan hanya dilayani oleh satu grup maskapai saja, Lion dan Wing Air, yang tidak ada kompetitornya.

Seiring sudah melandainya kasus Covid-19 dan mulai meningkatnya trend perekonomian masyarakat, ditengarai Pemerintah Kabupaten Berau melalui Bupati Berau juga sudah menyurati beberapa maskapai penerbangan untuk mulai beroperasi kembali melayani masyarakat Berau yang akan bepergian melalui Bandara Kalimarau.

Menanggapi kondisi tersebut, Anggota Komisi II DPRD Berau, dari Fraksi Partai Demokrat, Falentinus Keo Meo Selasa, 9/11/2021, mengakui memang ini salah satu kendala yang dihadapi Berau saat ini.

“Kita di pemerintahan daerah maupun di legislatif berharap semua maskapai yang sudah memang punya rute ke Bandara Kalimarau ini semuanya bisa beroperasi kembali,” ujar Falen.

Karena kaitannya dengan melandainya covid-19 ini membuat masyarakat berpikir terus bergerak, semakin banyak kegiatannya, dan semakin tinggi mobilitasnya, ini harus dibarengi dengan ketersediaan transportasi.

“Nah saat ini menjadi kendala karena ada beberapa maskapai yang sedang mengalami evaluasi, kayak Garuda Indonesia, Citilink atau Sriwijaya. Ini kita lihat secara internal manajemen mereka masih ada evaluasi-evaluasi, mungkin pasca covid ini, karena terdampak covid kemaren sempat down semua. Kita berharap mudah-mudahan manajemen masing-masing maskapai ini sudah bisa bangkit kembali supaya mereka bisa menggerakkan kembali unit-unit pesawatnya,” imbuhnya.

Kondisi maskapai yang hanya satu saja beroperasi menimbulkan ketidaksehatan iklim pelayanan transportasi udara di Berau yang berdampak sulitnya pemerintah mengontrol melonjaknya tarif penerbangan yang dikenakan maskapai karena keterbatasan kapasitas penerbangan dan tidak adanya kompetitor.

“Dan ya satu satunya Lion dan Wing Air saja yang beroperasi, dan ini tidak bagus kalau dalam sebuah sektor usaha hanya satu saja pemainnya, ini tidak sehat, harus ada kompetitor,” tegasnya.

Bukan saja masyarakat yang terkendala dengan kondisi hanya satu maskapai saja yang melayani bandara Kalimarau ini, pihak DPRD Berau saja, sebagaimana penuturan Falen, juga mengalami hal yang sama, dimana ada agenda kunjungan kerja yang sudah terjadwal terpaksa batal karena terbatasnya penerbangan yang masuk ke Berau.
“Kadang kami anggota DPRD mengalami pembatalan pemberangkatan, yang seharusnya sudah ada agenda kunjungan kerja di luar daerah, tapi karena keterbatasan pesawat terpaksa kita batal. Dan Ini tidak bagus, apalagi dalam semangat mau memulihkan ekonomi. Kita berharap kepala Bandara Kalimarau bisa berpikir tentang hal ini,” pintanya. (dit)

Bagikan

Subscribe to Our Channel