Follow kami di google berita

Soroti Mesin Penggiling Padi yang Mangrak, Komisi III Coba Upayakan Pengelolaan Secara Serius

A-News.id, Tanjung Redeb – Mesin penggiling padi yang mangkrak di Kampung Sei Bebanir Bangun, Kecamatan Sambaliung sudah dilaporkan warga kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau, Selasa (14/2/2023).

Dalam hal ini Anggota Komisi III DPRD Berau Sakirman yang menyerap aspirasi warga menyayangkan apabila alat mesin pertanian (alsintan) tersebut tidak bisa difungsikan maksimal.

Keberadaannya dianggap cukup dibutuhkan petani di daerah untuk memproduksi padi dengan kualitas beras premium. Sebagaimana informasi yang Sakirman terima alsintan yang dianggarkan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tersebut kualitasnya cukup modern dibanding mesin penggiling yang umumnya digubakan petani di Kabupaten Berau.

Sebagai tindak lanjut, menurut mantan Ketua KNPI Berau periode 2016-2019 itu perlu dibentuk kelompok yang mumpuni untuk mengelola mesin tersebut.

“Nanti kelompok itu kita bina untuk pengelolaannya,” katanya.

Agar lebih jelas terkait pengelolaannya, Sakirman menginginkan adanya pertemuan antara pihak petani dan Dinaa Pertanian dan Peternakan sekiranya supaya mesin tersebut bisa dioperasikan kembali.

Sebab menurutnya, percuma apabila pemerintah pusat membantu ke daerah namun pengelolaannya tidak serius. Apalagi itu berkaitan erat dengan hasil pangan lokal.

“Yang penting serius, saya mau sinergitas dengan Dinas maupun petani, biar sama-sama saling mengisi jadi kebutuhan kelompok petani nantinya jadi mandiri,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau sudah meninjau mesin penggiling padi yang mangkrak. Dari hasil peninjauan Kepala Distanak, Junaidi menyayangkan apabila mesin hibah dari APBN tersebut tidak lagi bisa dimanfaatkan.

Menurutnya mesin penggilingan padi yang ada tersebut, kualitasnya mirip dengan yang ada di pulau Jawa sehingga beras yang dihasilkan bisa lebih memiliki kualitas yang sama dengan jenis premium. Untuk itu, ia akan mengupayakan dana perbaikan mesin.

“Untuk saat ini kita masih mencarikan sumber dananya seperti apa untuk perbaikan, apakah bisa melalui APBD atau dari APBN sendiri,” katanya.

“Karena sayang ini mesinnya sudah modern karena memiliki dua kali pemolesan tentu hasil yang keluar seperti beras premium,” tambahnya. (mik)

Bagikan

Subscribe to Our Channel