Follow kami di google berita

Peringati Hari Sejuta Pohon, Mapala dan IEC Universitas Muhammadiyah Berau Tanam Bibit Mangrove Secara Massal

A-News.id, Tabalar – Memperingati hari sejuta pohon 10 Januari, puluhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Berau melakukan penanaman bibit pohon mangrove di objek wisata Kampung Buyung-Buyung, Kecamatan Tabalar, Sabtu (15/1/2022).

Sedikitnya ada 50 bibit yang berhasil ditanam di kawasan wisata Mangrove Buyung-Buyung Lestari tersebut. Kegiatan ini melibatkan unit kegiatan mahasiswa dari Mahasiswa Pecinta Alam bersama Incredible English Community (IEC) dengan dibantu oleh pengelola wisata.

Sebelum penanaman, mahasiswa terlebih dulu diberi arahan dari pengelola wisata tata cara menanam bibit. Selanjutnya dari pengelola menyediakan berbagai peralatan untuk menanam, bibit yang disiapkan tersebut merupakan hasil penyemaian yang juga berada di sekitar lokasi wisata tersebut.

Ketua Mapala UM Berau, Jalalludin mengaku, kegiatan ini selain dalam rangkaian gerakan hari sejuta pohon di sisi lain sekaligus juga untuk membantu program dari pemerintah daerah Kabupaten Berau dalam melestarikan hutan mangrove atau bakau yang selama ini banyak djadikan sebagai kawasan destinasi wisata ataupun bahan penelitian.

“Untuk sementara yang kami dapatkan itu baru 50 pohon mungkin untuk rencana ke depannya nanti bakal ada penanaman selanjutnya sekitar 2 ribu bibit pohon mangrove,” ujarnya saat diwawancara di sela-sela kegiatan.

Meski bibit pohon yang ditanam tidak terlalu banyak, namun pengelola wisata mangrove Buyung-Buyung mengaku senang, pasalnya upaya para mahasiswa diharapkan mampu memancing reaksi warga lain untuk menanam agar jumlah karbon yang dibutuhkan makhluk hidup terus bertambah.

“Inilah antusias dari mahasiswa bahwa mangrove ini betul-betul harus dilestarikan kembali, nah ini suatu kebanggaan untuk saya selaku pengelola karena apa? Bahwa mangrove bisa dipelihara dan diperhatikan,” ujar pengelola Mangrove Buyung-Buyung Lestari, Marjuni.

Menurut Marjuni, sudah sepatutnya mangrove menjadi salah satu tumbuhan yang harus dikembangbiakan karena ia percaya kalau hutan mangrove atau bakau mampu menjadi penyimpan cadangan karbon terbesar di dunia.

“Selain itu keberadaan mangrove juga penting untuk biota laut seperti udang, kepiting dan ikan karena disitulah tempat mereka bertelur, manfaatnya yakni dirasakan oleh nelayan sekitar,” tambah Marjuni.

“Dan untuk di Kecamatan Tabalar, Buyung-Buyung merupakan 1 dari 6 kampung yang ada, yang dijadikan sentral untuk wisata mangrove,” pungkasnya.

Untuk hutan mangrove di Buyung-Buyung yang kini dijadikan sebagai objek wisata luasnya 350 hektare. Untuk mencapai lokasi ini jarak tempuhnya sekitar 83,5 kilometer dari ibu kota kabupaten dengan waktu tempuh 3 jam. (mik)

Bagikan

Subscribe to Our Channel