Follow kami di google berita

Disbudpar Berau Gencarkan Pelatihan Alat Musik Tradisional ke Anak Muda

A-News.id, Tanjung Redeb – Melihat minimnya seniman yang punya kemampuan bermain alat musik tradisional di Kabupaten Berau dan secara umum masih dikuasai oleh para orang tua, membuat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) berinisiatif menggencarkan pelatihan bermain alat musik tradisional ke anak-anak muda.

Tujuannya agar melahirkan bibit-bibit musisi tradisional sebagai regenerasi. Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir menyebut, pelatihan bermain alat musik tradisional secara perdana sudah pihaknya lakukan, ke Kampung Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan. Di wilayah tersebut, Dinas ini menggelar pelatihan bermain alat musik kolintang dengan menggandeng musisi setempat.

Dari hasil pengamatannya pun, pengembangan musik tradisional perlu masuk dalam fokus kinerja Disbudpar. Apalagi kian hari peminatnya semakin banyak, dari kalangan pemuda saja diakuinya banyak yang ingin belajar tapi di sisi lain sarana pendukungnya yang masih kurang.

“Agar alat musik tradisional ini bisa dilestarikan, tidak hilang, terkait sarananya juga kalau bisa kita tambah,” katanya, Selasa (26/7/2022).

Bahkan mantan Kepala DPMK itu memastikan, dengan ramainya pemuda yang bisa memainkan alat musik tradisional khas Berau tentu akan menjadi daya tarik bagi wisatawan. Karena salah satu yang juga menjadi incaran pelancong saat berlibur, selain menikmati keindahan alam juga ingin menjajaki kesenian di wilayah tujuan wisata tersebut.

Di luar daripada musik, Ilyas mengaku akan berupaya melestarikan kesenian tradisional lainnya. Ia berharap rencana ini, dapat dilaksanakan oleh Disbudpar ke-13 Kecamatan se Kabupaten Berau.

Agar upaya tersebut dapat tercapai, perlu ada dukungan dari semua pihak termasuk pemerintah pusat dalam hal ini adalah Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), pemrpov dan pihak lainnya. Sehingga permusikan tradisional yang ada di Bumi Batiwakkal harapannya, bisa dikreasikan dengan tidak menghilangkan identitas aslinya.

“Jangan sampai nanti punah, senimannya meninggal tidak ada lagi yang bisa, tidak hanya dilestarikan, tapi kita harapkan bisa dikembangkan,” tandasnya. (mik)

Bagikan

Subscribe to Our Channel