Follow kami di google berita

Covid Di 3 Kota Melonjak, Isran: Saya Sangat Sedih

Anews.id, Samarinda – Peningkatan drastis kasus terkonfirmasi positif COVID-19 baru di Kaltim hingga mencapai 245 kasus dalam sehari kemarin membuat Gubernur Kaltim Isran Noor merasa tidak Happy dan sedih. Masa libur ditudingnya sebagai pemicu meningkatnya kasus COVID-19 di 10 kabupaten/kota di Kaltim.

“245 kemarin, naik. Itu yang bikin aku sedih. Sebenarnya aku nggak begitu happy hari ini karena gara-gara itu,” ungkap Gubernur Isran Noor usai menghadiri acara penyerahan hadiah lomba literasi dan Kepustakawan Kaltim tahun 2021. Rabu 23 Juni 2021.

Bahkan, mantan Bupati Kutim ini menambahkan peningkatan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 baru terus mengalami peningkatan sejak sepekan terakhir dan Selasa kemarin, data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim mencatat lonjakan kasus baru menyebar di kabupaten/kota se-Kaltim.

Khususnya kota Balikpapan, Bontang dan Samarinda. Dia memastikan, peningkatan kasus disebabkan oleh masa libur lebaran Idulfitri kemarin. Walaupun sebagian masyarakat mengatakan bahwa peningkatan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dikarenakan aktivitas kerumuman.

“Libur, libur dan itu tidak bisa dihindari karena libur. Itu kan kalau dibilang karena ada istilah kerumunan, saya kira kuncinya ada di libur,” tegasnya.

“Kemungkinan besar pengetatan, tapi masih kita evaluasi terus,” sambungnya.

Disinggung mengenai penyiapan dan kesiapan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim dalam hal penyediaan fasilitas rumah sakit, orang nomor satu di Kaltim ini memastikan Kaltim masih aman.

“Kaltim masih di bawah, masih punya banyak. Artinya paling terisi 22 persen (fasilitas kesehatan dan rumah sakit) masih aman. Kita masih bagus tapi tetap kita evaluasi,” ujarnya.

Kembali Gubernur Isran Noor mengingatkan kepada seluruh Bupati dan Wali Kota se-Kaltim untuk tidak buru-buru mengambil kebijakan memaksakan pelaksanaan sekolah tatap muka pada pembelajaran tahun ajaran baru 2021. Karena kata dia, Kaltim belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai, termasuk masih rendahnya vaksinasi COVID-19. Walaupun kata dia, instruksi pelaksanaan sekolah tatap muka dikeluarkan oleh Menteri.

“Sementara saya kira belum ada keputusan untuk dilaksanakan tatap muka. Silahkan saja kalau pak Menteri, suka-suka dia. Persoalannya sekarang, kita lihat kondisinya kemana-mana. Kalau sudah terjadi, nanti kan repot,” pungkasnya. (Ris)

Bagikan

Subscribe to Our Channel