Follow kami di google berita

Area Blank Spot Masih Banyak, DPRD Harap Ada Solusi

A-News.id, Tanjung Redeb – Nikmatnya menikmati jaringan telekomunikasi, rupanya belum bisa dirasakan oleh semua masyarakat di Berau. Pasalnya, tidak sedikit, kampung di Berau belum terjamah oleh jaringan seluler tersebut.

Tidak sedikit, usulan tersebut dilakukan akibat tidak semua kawasan perkampungan di kecamatan tersentuh layanan telekomunikasi seluler apalagi internet.

Seperti yang dikatakan Anggota DPDR Berau, Saga. Ia memandang fasilitas telekomunikasi saat ini menjadi penunjang pembangunan kawasan. Sehingga segala upaya harus ditempuh agar seluruh wilayah mendapatkan telekomunikasi secara merata.
Kekurangan ini memang masih ada baik di Kecamatan Hulu seperti Segah dan Kelay hingga wilayah pesisir yang jauh dari jangkauan vendor penyedia dengan berbagai pertimbangan, salah satunya jumlah penduduk. Sehingga sampai saat ini dirinya kerap mendapat keluhan dari masyarakat terkait minimnya fasilitas telekomunikasi di banyak kampung.

“Setiap tahun keluhan ini selalu saya dengar, karena memang adanya telekomunikasi itu sangat diperlukan saat ini,” ujarnya.

Meskipun saat ini sudah ada yang teralisasi, namun masih banyak area blank spot. Terutama yang berada di kampung-kampung jauh dari ibukota Kecamatan. Tidak heran jika banyak yang meminta dibangunkan Base Transceiver Station (BTS).

“Kadang ada yang sudah punya tetapi tidak maksimal, tidak menjangkau semua warga kampung, kadang ada juga yang tidak punya sama sekali,” ungkapnya.

Ditengah keterbatasan anggaran, baik eksekutif dan legislatif dipastikan DPRD Berau selalu berupaya agar pembangunan bisa merata secara bertahap sesuai kemampuan APBD Kabupaten.

“Pemerintah berupaya semaksimal mungkin untuk dapat memenuhi aspirasi masyarakat, dan memang semua masyarakat berhak untuk mendapatkannya, sehingga tidak ada kecemburuan sosial diantara warga masyarakat kabupaten Berau termasuk di daerah pesisir ini,” lanjutnya.

Di era informasi dan teknologi saat ini, dituturkan, bahwa komunikasi merupakan jaminan maksimalnya upaya percepatan pembangunan. Hampir bisa dipastikan tanpa penunjang satu ini membuat pertumbuhan ekonomi serta gerak pembangunan lambat dibandingkan dengan kawasan lain yang sudah memiliki jaringan telekomunikasi yang memadai.

“Apa-apa sekarang mengandalkan komunikasi cepat, handphone, internet, bahkan kita dituntut mampu menyajikan sumber daya kampung melalui profil kampung yang dimuat dalam website, upload dan downloadnya menggunakan internet, tetapi jaringannya tidak ada, bagaimana bisa,” tuturnya.

Oleh karena itu, seluruh perangkat daerah yang bersinggungan dengan layanan satu ini agar mampu mendata jumlah titik kampung yang belum kebagian fasilitas ini kemudian dipenuhi sesuai dengan kemampuan. Termasuk meminta dukungan penyedia provider yang ada agar bisa membantu masyarakat pelosok kabupaten Berau. (Adv/Poh)

Bagikan

Subscribe to Our Channel