Follow kami di google berita

WASPADA, PEMERASAAN “VIDEO CALL SEX” GENTAYANGAN, INI MODUSNYA

ANews, TANJUNG REDEB – Kasus pemerasan yang berkaitan dengan pornografi online atau sextortion melalui layanan Video Call Sex (VCS), tampaknya berpotensi kembali marak. Hal itu, diketahui dari investigasi yang dilakukan berau-news.com dalam 18 hari terakhir.

Pimpinan redaksi berau-news.com Abdus Salam kepada ANews mengungkapkan, pihaknya melakukan investigasi ini, berawal dari laporan seorang warga yang identitasnya minta dirahasiakan, jika warga tersebut menjadi korban pemerasan dengan modus ancaman menyebarkan rekaman pornografi yang dilakukan melalui layanan VCS.

“Dengan laporan tersebut, kami melakukan investigasi melalui akun FB maupun intagram milik saya pribadi. Kenapa melalui FB dan instagram, sebab laporan yang masuk ke kami maupun kasus serupa yang pernah terjadi, pelaku melancarkan aksinya melalui kedua media sosial tersebut,” tuturnya, Minggu (24/01/2021).

Salam menjelaskan, berdasarkan investigasi pihaknya, hanya dalam rentang 18 hari saja, tercatat ada 19 akun FB dan 2 akun intagram yang memasang foto wanita cantik dan seksi, yang dengan sengaja diterima pertemanannya.

Begitu diterima pertemanannya, lanjut Salam, para pelaku ini mulai melancarkan aksinya dengan menghubungi chat pribadi dan berupaya mengajak kenalan. Setelah bisa akrab, para pelaku ini akan menggiring calon korban yang berlawanan jenis untuk melakukan video call, baik melalui Whatsapp maupun massanger FB.

“Menurut kami, cara yang dilakukan para pelaku ini, memang canggih. Mereka sengaja menggiring calon korbannya dengan percakapan yang sudah direncanakan matang, hingga akhirnya calon korban mau diajak melakukan percakapan video call,” tuturnya.

“Begitu terencananya, calon korban awalnya sama sekali tak mengetahui jika video call yang dilakukan adalah VCS. Namun begitu video call dilakukan, pelaku langsung memutar rekaman video pornografi mesum, serta merekam calon korbannya. Rekaman inilah yang kemudian digunakan untuk memeras korban agar mengirimkan sejumlah uang. Bila permintaan tidak dipenuhi, pelaku mengancam akan mengedarkan rekaman VCS tersebut kepada teman dan keluarga korban di media sosial,” tambahnya.

Oleh sebab itu, Salam mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada dan tak mudah terpancing dengan segala trik muslihat yang dilancarkan para pelaku. Apalagi, berani sembarangan menerima video call dari sumber yang tidak dikenal, apalagi dengan foto profil yang bernuansa pornografi.

“Agar tidak menjadi korban, maka masyarakat harus selektif dalam memilih teman di media sosial, khususnya teman dengan foto profil wanita seksi dan cantik. Selalu waspada dan menjaga diri agar tidak menjadi obyek pornografi di depan kamera,” imbaunya.

“Jika ada yang sudah menjadi korban, tetap tenang dan tak menuruti apapun permintaan dari pelaku, dan sebaiknya segera melaporkan kepada pihak yang berwajib,” tandasanya seraya mengatakan, pihaknya menduga kejahatan ini dilakukan secara terorganisir. (jul)

Bagikan

Subscribe to Our Channel