A-News.id, Sambaliung – Peringatan hari jadi ke-22 Kelurahan Sambaliung dan hari jadi ke-4 PKL Basuli tahun 2024 dirayakan dengan gelaran Abutta Banua yang berlangsung meriah di Tepian depan Keraton Sambaliung, Sabtu (5/10/2024). Acara ini menjadi simbol pelestarian adat dan budaya Banua, yang berasal dari salah satu suku asli Kabupaten Berau. Kearifan lokal yang terkandung di dalamnya dianggap sebagai aset penting yang harus terus dijaga dan dilestarikan demi kemajuan daerah.
Asisten I Pemerintah Kabupaten Berau, Hendratno, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Abut Banuanta Sambaliung tahun ini merupakan momentum istimewa, tidak hanya untuk merayakan ulang tahun Kelurahan Sambaliung yang ke-22, tetapi juga ulang tahun PKL Basuli yang ke-4. Ia mengajak masyarakat untuk merenungkan berbagai pencapaian yang telah diraih di berbagai sektor, mulai dari infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi, yang telah menunjukkan perkembangan positif.
“Kegiatan ini menjadi momen yang tepat untuk merefleksikan apa yang telah kita capai demi pembangunan di berbagai sektor. Dari infrastruktur hingga ekonomi, semuanya mengalami kemajuan yang patut kita syukuri,” ungkap Hendratno.
Abutta Banua tak hanya menyajikan pertunjukan budaya berupa tarian khas Berau, tetapi juga menjadi ajang promosi bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal yang telah memiliki legalitas. Diharapkan, kehadiran UMKM dalam acara ini dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya di kawasan tepian Sambaliung.
“Kegiatan Abutta Banua ini, selain menjaga kelestarian budaya dan kearifan lokal, juga diharapkan dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat melalui perputaran usaha PKL Basuli yang semakin menggeliat,” tambahnya.
Kawasan Tepian Sambaliung, yang kini terintegrasi dengan kelompok PKL Basuli, memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan. Selain menawarkan wisata sejarah karena kedekatannya dengan Keraton Sambaliung, kawasan ini juga menarik minat masyarakat Berau untuk bersantai dan menikmati suasana tepian yang asri.
Hendratno menekankan bahwa sinergi antara pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi lokal sangat penting untuk keberlanjutan pembangunan di Berau. Gelaran Abutta Banua menjadi bukti nyata bahwa budaya lokal bisa menjadi pondasi kuat bagi kemajuan daerah, sekaligus menjaga identitas kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun. (Adv)