Follow kami di google berita

Oma Daya, Tradisi Awal Tahun Kampung Bena Baru

A-News.id, Berau – Oma Daya, itulah nama tradisi tahunan masyarakat suku dayak di Kampung Bena Baru, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau saat perayaan natal dan tahun baru. Tradisi ini merupakan salah satu kegiatan yang dimaksudkan untuk bersilahturahmi antar warga kampung serta bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Secara harfiah Oma Daya berasal dari dua suku kata bahasa dayak setempat, yakni “oma” yang berarti sejumlah rumah dan “daya” artinya hulu. Maka oma daya dapat diartikan sebagai kampung sebelah hulu.

Secara umum, makna dari tradisi tersebut yakni menggambarkan bagaimana suasana kelompok masyarakat yang berada di kampung hulu berbondong-bondong datang untuk bersilahturahmi ke kampung yang berada di hilir, atau Oma Aba.

Hal tersebut terlihat pada puncak perayaan yang dimulai pada pukul 14.00 Wita, masyarakat kampung dengan mengenakan pakaian adat dayak serta pernak pernik khasnya berjalan kaki bersama-sama memasuki balai kampung untuk mengikuti rangkaian acara.

Kepala Kampung Bena Baru, Leth Anye menuturkan, ada berbagai rangkaian kegiatan yang disajikan dalam perayaannya, diantaranya adalah dimulai dari masyarakat berbaris dan saling bersapa kemudian menuju ke balai kampung, selanjutnya di balai kampung akan dibuka dengan doa pembukaan oleh pendeta diteruskan dengan jamuan makan bersama, hiburan berupa tarian, renungan singkat hingga doa penutup.

“Ini acara tahunan kita sebagai ucapan syukur di tahun baru, sebenarnya ada dua kegiatan setiap tahun, yang satunya ketika natal kemudian resepsi tahun baru,” ujarnya, Selasa (4/1/2022).

Meski digelar sederhana, panitia penyelenggara tidak kehabisan ide. Berbekal dana bantuan proposal dari berbagai pihak, berbagai jenis doorprize dipersiapkan, agar kegiatan tambah menarik. Menggunakan sistem kupon yang dibagikan ketua RT sebelum hari H, warga yang nomor kuponnya keluar akan beruntung mendapat doorprize. Diantara doorprize yang disiapkan antara lain, mesin cuci, alat memasak dan keperluan dapur lainnya.

Meski tradisi ini mengundang masyarakat kampung dalam jumlah banyak, namun panitia penyelenggara tetap memperhatikan unsur protokol kesehatan, dimana masyarakat yang hadir diminta untuk tetap mengenakan masker jika berinteraksi antar sesama, serta pemberlakukan kebijakan yang tegas yaitu orang luar yang bukan masyarakat kampung Bena Baru dilarang untuk masuk menghadiri acara.

“Karena dilaksanakan di tengah pandemi covid-19, maka sebelum acara ini kami laksanakan, kami terlebih dulu sudah meminta izin ke satgas kecamatan dan sudah diberi izin,” tambah Leth.

Kata Leth Anye, sejatinya agenda tahunan Kampung Bena Baru tersebut dapat lebih meriah apabila tidak dalam suasana pandemi. Karena akan banyak kegiatan yang akan dilaksanakan, mulai dari pergelaran seni, budaya dan olahraga dengan waktu pelaksanaan selama 1 minggu. Namun kali ini masyarakat harus menggelar secara sederhana maka rangkaian kegiatan hanya berupa syukuran selama 1 hari.

Sementara itu, untuk perayaan Oma Daya maupun Oba Aba diakui baru di tahun 2021-2022 kali ini dapat terlaksana, sedangkan tahun 2019 dan 2020 sebelumnya tidak dapat terlaksana karena kasus pandemi yang meningkat sehingga larangan untuk mengumpulkan massa dalam jumlah banyak menjadi perhatian pemerintah.

“Yang penting makna dari kebersamaan itu tetap ada, harapan saya mudah-mudahan pandemi ini bisa segera berlalu kemudian kita bisa bebas melaksanakan acara tradisi tahunan ini,” pungkasnya.

Salah seorang warga kampung pun mengaku senang, lantaran acara tradisi turun temurun itu bisa kembali digelar saat sebelumnya berulang kali gagal karena pandemi covid-19.

“Kita sebagai warga tentunya sangat antusias menyambut kembali acara setahun sekali ini, karena kan baru kali ini lagi behasil diselenggarakan kembali, selama ini kegiatan ini memang berjalan baik dan lancar,” demikian ujar seorang warga Kampung Bena Baru, Lencau. (mik)

Bagikan

Subscribe to Our Channel