Follow kami di google berita

Nelayan Diharapkan Lebih Waspada saat Melaut

A-News.id, Tanjung Redeb – Dinas Perikanan Kabupaten Berau mengimbau agar sekiranya warga yang berprofesi sebagai nelayan bisa lebih berhati-hati saat pergi melaut. Peringatan itu, menyusul masih banyaknya laporan nelayan yang mengalami insiden di perairan.

Baru-baru ini jagat maya Kabupaten Berau dihebohkan dengan adanya kabar nelayan dari Kecamatan Talisayan yang dikabarkan hilang sejak, Senin (6/12/2021) malam. Namun kabar baiknya nelayan yang bernama Ipang tersebut, berhasil ditemukan dalam keadaaan selamat di perairan Pulau Mataha, Kamis (9/12/2021).

Sekretaris Dinas Perikanan, Yunda Zuliarsih mengingatkan, dalam kurun waktu satu hingga dua minggu pada akhir tahun ini, para nelayan dapat lebih berhati-hati. Peringatan itu disampaikan Yunda, mengingat prakiraan gelombang tinggi dan cuaca buruk oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk wilayah Berau masih rentan terjadi gelombang tinggi dan cuaca hujan deras disertai petir.

“Para nelayan kita dapat memperhatikan, mencari informasi-informasi BMKG tentang bagaimana kondisi perairan, apakah tinggi gelombang, kemudian lagi musim angin barat atau musim angin selatan,” ujarnya.

Meski begitu, Yunda meyakini secara teknis di lapangan nelayan cukup berpengalaman. Mengenai situasi angin, kondisi perairan dan lain sebagainya. Hanya saja, karena merupakan sumber mata pencaharian, Sekretaris Dinas Perikanan itu mengaku, tidak dapat melarang sepenuhnya nelayan untuk berlayar.

“Artinya mereka kalau tidak melaut, maka tidak akan mendapat penghasilan. Ini kan kebutuhan keluarga, kebutuhan pokok begitu, ini juga harus dipikirkan,” kata Yunda.

Disamping itu juga, Yunda mengharapkan sekiranya agar pemerintah kecamatan hingga kelurahan dapat aktif mencari informasi terkait perkembangan cuaca melalui BMKG. langkah itu merupakan salah satu cara antisipasi yang dianggap Yunda bisa mengurangi risiko kecelakaan yang terjadi pada nelayan.

“Imbauan kami selanjutnya agar nelayan-nelayan yang akan turun kelaut itu lebih baik terdata, jadi kita tau kalau mereka pergi melaut dan kapan mereka harus kembali, sehingga dengan informasi dan data tersebut paling tidak meminimalisir hal-hal yang tidak kita inginkan,” tuturnya.

Lebih lanjut Yunda menjelaskan, terkait insiden kecelakaan air yang menimpa nelayan, diungkapkan kadang-kadang memang ada laporan namun tidak begitu banyak. Itu pula penyebabnya bukan hanya faktor cuaca, tetapi juga ada faktor-faktor lain.

“Bisa jadi mungkin penggunaan alat-alat destruktif yang juga membahayakan mereka, adapula faktor kelalaian, ini yang patut lebih diperhatikan,” pungkasnya. (mik)

Bagikan

Subscribe to Our Channel