Anews.id, Samarinda Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Prov Kaltim melakukan survei ke 150 lokasi Peternakan sebagai sikap banyaknya ternak di daerah lain yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Hal itu guna untuk memastikan seluruh hewan ternak yang di kirim dari Luar Kaltim tidak terjangkit PMK menjelang Hari Raya Idul Adha.
Kepala DPKH Prov Kaltim Munawwar menjelaskan pihaknya terus melakukan pengawasan untuk mengantisipasi adanya PMK di lokasi peternakan. Hingga saat ini sudag 4.720 ekor yang telah dilakukan pemeriksaan dan berstatus aman.
“Kami terus melakukan pengawasan, di 150 lokasi peternakan di Kaltim dengan 4.720 ekor sapi dipastikan aman dari PMK. Terlebih jelang Hari Raya Idul Adha, kami tidak memberikan rekomendasi terkait hewan ternak dari  daerah wabah yang tertular, untuk masuk ke Kaltim,†ungkap Munnawar saat dihubungi melalui sambungan seluler. Senin (27/6/2022).
Tak hanya itu, Munnawar menambahkan bahwa saat melakukan survei pihaknya sempat menemukan adanya temuan kasus PMK di Berau yang terdeteksi secara klinis terlihat gejala PMK. Tapi secara hasil PCR ternyata bias jika itu adalah PMK.
“Jadi yang menentukan adalah hasil PCR, walau secara klinis juga bisa mendeteksi PMK. Tapi untuk kasus yang ada di wilayah Kutai Timur, masih kita lakukan uji ulang,“ jelasnya.
Munnawar menilai adalah untuk meyakinkan bahwa hasil PCR yang kedua nanti, bisa juga dengan kondisi negatif.
“Karena memang kadang tidak ada gejala klinis, namun muncul hasil PCR yang positif. Kondisi itulah yang terjadi di Berau, klinis yang muncul tapi hasil PCR negatif, ini bias. Karena  biasanya, PMK ada gejala klinis dulu baru hasil observasi positif,“ ulangnya.
Meski hasil test di Berau telah dinyatakan negatif, namun DPKH tetap akan melakukan test ulang untuk memastikan.
“Untuk itu kita akan test ulang lagi, walau sejauh ini hasil test kasus di Berau tersebut, kami nyatakan bahwa itu negatif,†pungkasnya. (Yud/adv/Kominfo)