Follow kami di google berita

Isi Waktu Luang Sambil Menikmati Elai Buah Endemik Khas Kalimantan

A-News.id, Tanjung Redeb – Elai itulah nama buah edemik khas Kalimantan yang sekerabat dengan durian. Saat musim buah elai tiba, buah yang satu ini biasanya jadi incaran masyarakat untuk dinikmati sambil bersantai mengisi waktu luang, baik di rombong-rombong penjual maupun langsung dari kebunnya, Sabtu (5/2/2022).

Masyarakat tertarik untuk menikmati buah ini, karena teksturnya yang lembut dan padat, serta aromanya yang tidak begitu menyengat layaknya durian. Perbedaan lain yang mencolok antara elai dan durian, terdapat pada warnanya yang oranye sedangkan durian berwarna kuning pucat.

Saaat musim elai tiba, maka buah dengan nama ilmiah durio kutejensis itu akan mudah ditemukan. Karena lapak-lapak yang menjajakannya akan menghiasi sudut-sudut kota. Seperti di Kabupaten Berau misalnya, penjual buah elai maupun durian, umumnya menepati pinggiran Jalan Durian 1 ataupun Jalan Bujangga, Kecamatan Tanjung Redeb.

Bagi warga yang melintas di dua lokasi itu, akan langsung melihat banyaknya orang yang berkumpul untuk menikmati serta membeli buah elai.

“Kalau cuma 1 buah kurang, biasanya saya tambah lagi kadang sampai 5 buah, alasannya saya suka sekali dengan buah yang satu ini karena rasanya lebih enak dan lebih manis,” ujar seorang warga Tanjung Redeb, Kristie.

Selain Kristie, warga lain yang juga nampak asik nongkrong di salah satu lapak pedagang di Jalan Durin 1 terlihat sangat menikmati buah elai. Di meja yang ia tempati bersama teman-temannya terhitung sudah ada 3 buah elai yang sudah habis dan menyisakan bijinya saja.

“Saya lebih tertarik dengan elai ketimbang durian, kalau durian harumnya nyengat beda dengan elai yang tidak terlalu menyengat sehingga tidak terlalu menusuk ke hidung,” demikian ujar warga lain, Tanto.

Pemandangan berkumpulnya warga tersebut seperti pemandangan langka yang sudah jarang terjadi di tengah wabah pandemi covid-19. Hanya saja, Bumi Batiwakkal sebutan lain untuk Kabupaten Berau kasus penularannya sudah mulai melandai.

Sehinggnya pemerintah sudah memberi peluang bagi masyarakat bisa melakukan kembali aktivitas seperti biasa pada segala fasilitas umum, namun dengan tetap memperhatikan dan disiplin protokol kesehatan.

Meski harus berjualan di tengah wabah covid-19, pedagang buah elai mengaku untung karena banyak peminat, yang membuat dagangannya itu pun laris manis. Satu buah elai dijual dengan harga Rp 10 ribu hingga Rp 35 ribu, dengan harga tersebut penjual mampu menghasilkan omset hingga puluhan jutaan rupiah.

“Masyarakat rata-rata senang makannya (elai), karena selain buahnya enak, elai juga langka karena cuma bisa hidup di Kalimantan,” ujar salah seorang pedagang buah elai, Hermansyah.

“Buah elai ini sendiri dikirim dari Bulungan, Kalimantan Utara namun di Berau juga banyak orang yang punya kebun elai, setiap tahun pasti kita jual kalau sudah musimnya,” tambahnya.

Sekedar informasi untuk pengetahuan, di Kalimantan kerabat durian yang tumbuh bukan hanya elai. Ada juga buah lahung dengan ciri khas duri serta dagingnya yang berwarna merah. Adapula buah kerantungan yang sebelas dua belas menyerupai durian perbedaannya terletak di ukurannya yang lebih kecil dengan duri yang sedikit lebih panjang.

Bagi kalian warga luar daerah Kalimantan yang hobi makan juga penikmat buah-buahan, tidak ada salahnya berkunjung langsung ke pulau yang berada di tengah Indonesia ini.

Ciptakan pengalaman menarik kalian menikmati buah endemik Kalimantan tersebut di pinggir jalan ataupun jika mau lebih asyik, kalian bisa menikmatinya sambil berwisata di pinggir pantai. (mik)

Bagikan

Subscribe to Our Channel