Follow kami di google berita

Harga Lahan Melambung Tinggi Operasional Dapat Berhenti, PT KDC Potensi Pengurangan Tenaga Kerja

A-News.id, Tanjung Redeb – Dalam menjalankan pembangunan dan pengembangan di suatu daerah, maka pembukaan lahan menjadi salah satu kebutuhan. Dalam praktiknya, tidak sedikit oknum-oknum memanfaatkan momentum tersebut, dengan menaikkan harga tanah atau lahan. Bahkan dengan harga yang tinggi di atas harga rata-rata lahan di kawasan pengembangan tersebut.

Hal ini pun banyak terjadi di Kabupaten Berau. PT Kaltim Diamond Coal (KDC) sebagai salah satu perusahaan tambang yang beroperasi di area Parapatan, Kabupaten Berau, mengeluhkan kondisi tersebut.

Hamzah, External PT KDC, mengatakan bahwa harga lahan yang tinggi di daerah pertambangan telah berdampak pada operasional tambang. Bahkan kenaikan harga lahan telah menjadi hambatan serius dalam menjalankan operasional pertambangan mereka.

Kondisi ini lanjutnya, mengakibatkan perlambatan dalam ekspansi tambang. Karena seiring kebutuhan operasi, harga lahan melambung tinggi di atas harga normal membuat pengembangan area operasional akan terhambat jika tidak ada pembebasan lahan yang dapat dilakukan.

“Kenaikan harga lahan yang signifikan sangat mempengaruhi operasional kami. Kami kesulitan untuk menemukan lahan yang sesuai dengan kebutuhan operasional kami dengan harga yang dapat kami tanggung,” ungkap Hamzah Sabtu (23/9/2023).

Masalah ini, lanjut Hamzah juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Potensi pertambangan yang tidak dapat dikembangkan secara optimal akibat hambatan harga lahan berarti peluang kerja dan pendapatan bagi masyarakat lokal terancam berkurang.

“Hal ini akan berdampak pada penurunan aktivitas operasional PT KDC khususnya pengurangan jumlah tenaga kerja yang mayoritas adalah masyarakat lokal yang tinggal di sekitar area Parapatan. Jika kondisi semakin sulit, maka operasi akan berhenti dan pengurangan tenaga kerja akan dilakukan,” bebernya.

Dalam menghadapi tantangan ini, PT KDC berkomitmen untuk menjalankan operasional tambang dengan tetap mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan dampak lingkungan. Perusahaan juga berharap dapat terus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait dalam mencari solusi dan kesepakatan yang saling menguntungkan.

“PT KDC berharap ada kerja sama yang baik dari seluruh pemangku kepentingan yang ada baik dari Pemerintah, aparat kampung dan kelurahan serta para pemilik lahan agar dapat mendukung iklim investasi di Kabupaten Berau. Sehingga dapat memberikan kemajuan bagi daerah dan kebermanfaatan buat masyarakat,” imbuhnya.

Supervisor Departemen Produksi PT KDC, Adi Pramana, membenarkan dampak yang terjadi saat ini sudah dirasakan ratusan karyawan khususnya di Departemen Produksi PT KDC.

Dikatakannya, belum adanya solusi terkait harga pembebasan lahan membuat wilayah operasional PT KDC tidak bisa diperluas. Sehingga dampaknya sebagian karyawan di Departemen Produksi sudah dirumahkan.

“Di Departemen Produksi ada hampir 500 karyawan. Karena produksi tidak sebanding dengan biaya operasional, maka setengahnya sudah dirumahkan,” bebernya.

Menurutnya, jika kondisi ini tidak ada perubahan dan pemilik lahan masih mematok harga diatas rata-rata, maka ancaman lebih besar akan dirasakan ratusan karyawan. Dimana perusahaan terpaksa melakukan pengurangan tenaga kerja atau terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) massal.

“Ancaman PHK ini sudah di depan mata. Perusahaan pasti melakukan pengurangan karyawan jika wilayah operasional tidak ada penambahan,” jelasnya.

Menurutnya, perusahaan sebenarnya berat melakukan pengurangan tenaga kerja. Mengingat sulitnya mencari tenaga kerja lokal yang sesuai kriteria perusahaan. Namun jika tidak melakukan pengurangan, maka perusahaan terancam tutup total.

“Sekarang yang kami khawatirkan, PT KDC  tidak bisa beroperasi lagi di wilayah Prapatan kalau lahannya tidak bisa dibebaskan. Akhirnya tutup total,” ujarnya.

“Dampaknya tentu merugikan tenaga kerja lokal dan masyarakat lingkar tambang. Perlu saya sampaikan, untuk tenaga operator PT KDC mengakomodir 80 persen masyarakat lokal,” sambungnya.

Untuk itu dirinya menyayangkan oknum-oknum yang sengaja mematok harga tinggi diatas rata-rata yang membuat perusahaan sulit mengembangkan wilayah operasional.

“Harapan kami sebagai masyarakat dan karyawan pemilik lahan mau kerja sama. Karena jika perusahaan tutup, yang dirugikan tenaga kerja lokal dan masyarakat sekitar,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua LPM Gunung Panjang, Daut Yusuf, turut membenarkan kondisi yang dikeluhkan PT KDC.

Namun kata dia, pihaknya tidak bisa terlalu ikut campur terkait persoalan tingginya harga lahan yang dipatok masyarakat.

“Yang saya dengar harga yang ditawarkan masyarakat memang sangat tinggi. Tapi soal harga bukan ranah kami, karena itu melibatkan pihak pemerintah, mulai tingkat RT dan kelurahan,” ujarnya.

Namun menurutnya, kondisi yang dialami PT KDC, tentu sangat berdampak pada pemberdayaan masyarakat sekitar, dalam hal ini kontribusi perusahaan terhadap masyarakat lingkar tambang maupun penyerapan tenaga kerja lokal.

“Terkait keberadaan PT KDC di wilayah Prapatan, kami fokus menangani pemberdayaan masyarakat. Dan keberadaan perusahaan cukup kami rasakan dampak positifnya,” jelasnya.

Dikatakannya, keberadaan PT KDC sangat berkontribusi terhadap kampung dan kelurahan sekitarnya. Seperti kontribusi di bidang infrastruktur, sosial, pendidikan, dan ekonomi masyarakat. Termasuk untuk penyerapan tenaga kerja lokal, PT KDC sangat mengutamakan warga lokal.

“Kalau untuk tenaga kerja lokal, kami didahulukan. Kalau ada lowongan, kami dihubungi lebih dulu sebelum mencari keluar. Kontribusi di lingkar tambang seperti infrastruktur, pendidikan, sosial, menurut saya KDC sangat luar biasa,” bebernya.

Karena itu, dirinya turut menyayangkan adanya oknum yang mematok harga lahan diatas rata-rata sehingga perusahaan sulit melakukan perluasan wilayah operasional. Dia juga berharap pihak-pihak terkait turut mencarikan solusi terkait persoalan tersebut.

“Dampak penyempitan lahan PT KDC betul sudah dirasakan masyarakat dan karyawan. Karena sebagian sudah dirumahkan. Tidak menutup kemungkinan PT KDC melakukan PHK massal karena wilayah operasional menyempit,” imbuhnya.

“Kalau pengurangan karyawan, ya masyarakat lokal juga yang kena dampaknya, pungkasnya. (to)

Bagikan

Subscribe to Our Channel