Follow kami di google berita

Daerah Terdampak Kemarau Kering di Berau Menurut Prediksi BMKG

A-News.id, Tanjung Redeb — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau prediksi Kabupaten Berau akan mengalami puncak kemarau kering pada bulan Agustus hingga bulan September 2023 mendatang.

Kepala BMKG Berau, Ade Heryadi mengatakan puncak kemarau kering ini akan jauh lebih kering dibandingkan tahun 2020, 2021 dan 2022. Hal ini dipaparkannya pada kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Berau Tahun 2023, Senin (31/7/2023).

Selain mengalami puncak kemarau kering, Berau juga mengalami peningkatan jumlah hotspot atau titik panas pada akhir bulan Juli 2023.

“Bederdasarkan model statistik dan dinamik, menunjukkan prediksi kondisi El Nino mulai Juli 2023 hingga Januari 2024 dan bergerak netral setelahnya,” ujar Ade.

Dikatakan Ade, BMKG juga memiliki produk yang dinamakan SPARTAN yakni sebuah sistem peringatan dini kebakaran hutan dan lahan berbasis website. Sistem ini dapat diakses langsung dengan mengetikkan link spartan.bmkg.go.id pada device masing-masing.

“Aplikasi ini menyediakan informasi yang dapat dijadikan bahan acuan dalam pencegahan dan pengendalian Karhutla,” katanya.

Adapun beberapa rekomendasi yang disampaikan BMKG yakni melakukan langkah antisipatif pada daerah yang berpotensi mengalami curah hujan dengan kategori rendah yang dapat memicu kekeringan dan dampak lanjutannya.

Ade menambahkan pada bulan Agustus 2023 mendatang ada beberapa daerah yang yang berpotensi mengalami kekeringan yakni sebagian daerah Segah dan Kelay, Pulau Derawan, Maratua, Teluk Bayur, Tanjung Redeb, Sambaliung, Tabalar, Biatan, Tubaan, Talisayan Batu Putih, Biduk-biduk.

“Kemudian pada Bulan September pada daerah Tabalar, Biatan, Tubaan, Talisayan, Batu Putih dan Biduk-biduk,” tambahnya.

Dirinya menghimbau agar dapat meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air untuk memastikan operasional waduk, bendungan, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya untuk pengelolaan curah hujan dan penggunaanya disaat musim kemarau.

“Serta melakukan langkah persiapan terhadap potensi adanya kebakaran hutan dan lahan berkaitan dengan curah hujan kategori rendah pada musim kemarau 2023,” tandasnya. (yf)

Bagikan

Subscribe to Our Channel