Follow kami di google berita

Buah Manis dari Kegigihan Petani Kakao Berau Kisah Burhaniansyah Mengembangkan Kebun Kakao Didampingi Berau Coal

A-News.id — Burhaniansyah, petani kakao dari Kampung Tasuk, Gunung Tabur saat ini bisa tersenyum lepas. Pasalnya, proses dan kesabaran menanam kakao telah bisa dirasakannya dan meraup keuntungan yang lumayan.

Dulu, Aduk, sapaan akrabnya- bekerja sebagai nelayan. Sejak tahun 1977 dirinya sudah belajar mandiri dengan mencari ikan. Itu berlangsung cukup lama hingga akhirnya menjadikannya pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

Sebelum memberanikan diri untuk berkebun kakao, dirinya terlebih dahulu mempelajarinya. Mulai dari bagaimana cara budidaya yang baik hingga perawatannya.

Keinginannya untuk belajar tersebut bukan tanpa alasan. Hal itu dikarenakan tertarik dengan harga jual kakao, dan masa panennya yang cukup singkat.

Saat ini, kebun kakao yang dimilikinya sudah berumur 4 tahun. Diakuinya, penghasilan dari berkebun kakao lebih baik dibandingkan saat menjadi nelayan. Selain itu, ayah dari empat anak ini, tidak perlu lagi bekerja keras di malam hari mencari ikan.

“Sebenarnya hasil nelayan itu lumayan juga, tapi hasil budidaya kakao jauh lebih besar,” ungkapnya.

Keberhasilan menanam kakao, tidak langsung didapatkannya begitu saja. Di awal panen, dirinya pernah kesulitan mencari pasar. Akhirnya, hasil panennya dijual ke salah satu tengkulak yang dikenal. Saat itu, harga yang ditawarkan tidak menentu, bahkan jauh dari harapannya. Bahkan, dirinya sempat menjual harga kakao kering per kilogram hanya Rp 20 ribu kepada tengkulak.

“Waktu itu, harganya diluar ekspektasi saya. Karena per kilogramnya hanya berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 23.000,” ucapnya.

Karena ketekunanan dan keuletannya merawat kebun kakao, dirinya pun terus belajar, dan akhirnya mendapat informasi bahwa PT Berau Coal, menampung hasil budidaya kakao milik masyarakat Berau.

Bak gayung bersambut, setelah menemui pihak pengelola kakao dari Berau Coal, senyum lebar mulai terpancar di wajahnya. Harapannya mendapatkan pasar tetap, dan harga bagus yang stabil telah terwujud.

“Di situlah saya tambah semangat, karena saya sudah mendapatkan mitra yang tetap untuk hasil budidaya kakao ini. Dan terus belajar melakukan budidaya yang baik dengan teman-teman petani lain binaan PT Berau Coal,” terangnya.

Berkat budidaya kakao yang ditekuninya, ekonominya cukup meningkat. Bahkan, setiap minggu dari hasil panen kakao miliknya mampu menghasilkan 40 sampai 70 kilogram kakao basah.

Selain itu juga, dengan pendampingan PT Berau Coal, hasil panen berlanjut terus. Setiap minggu selalu ada hasil yang dia jual. Hal itu jauh berbeda sebelum bermitra dengan PT Berau Coal. Bahkan, saat panen hampir tidak ada hasilnya. Karena biayanya kembali keperawatan, belum lagi permainan harga dari tengkulak.

“Dengan adanya pembinaan dari Berau Coal, dari mulai cara penanaman, pemilihan bibit unggul, perawatan, hingga pemasaran, Alhamdulillah ada peningkatan pendapatan, sudah saya nikmati setiap minggunya,” tuturnya.

Saat ini, dalam mengembangkan budidaya kakaonya, dirinya tidak lagi menanam biji, melainkan dengan metode sambung pucuk dari bibit unggul. Menurutnya, metode tersebut jauh lebih bagus dari cara penanaman yang dilakukan sebelumnya.

“Itu juga saya tahu setelah bermitra dengan Berau Coal. Jadi tidak hanya peningkatan ekonomi saja, tetapi pengetahuan melakukan budidaya yang baik juga saya dapatkan dari sana,” jelasnya.

Dalam menekuni budidaya kakao harus memerlukan kesabaran ekstra, dan keuletan dalam merawat dan menjaganya agar tetap berkualitas. Hingga menjadi mitra PT Berau Coal.

“Memang harus sabar dan terus berusaha. Jika gagal coba lagi, itu pasti ada jalan selama kita masih mau untuk berusaha. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Berau Coal karena telah membantu saya mengembangkan budidaya kakao menjadi lebih baik,” jelasnya.

Selain itu, tambahnya, sebagai petani pemula jangan malu untuk bertanya. “Di mana saya dengar ada petani yang bagus, saya datangi, saya belajar, banyak bertanya untuk pengembangan kakao ini bagaimana. Begitu juga dengan tim dari Berau Coal yang mengelola kakao, saya selalu berdiskusi dan mereka banyak member pengetahuan – pengetahuan baru,” ungkapnya.

Sementara itu, Advisor CSR PT Berau Coal, Horas Parsaulian Pardede menyampaikan, saat ini Berau Cocoa yang merupakan bagian dari program CSR PT Berau Coal, melakukan pendampingan ke petani dengan berkolaborasi ke beberapa pihak.

Di antaranya Dinas Perkebunan (Disbun) Berau, maupun yang di Provinsi Kalimantan Timur.
Berau Coal juga bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) di Jember. Melalui kerja sama itu, pihaknya meminta rekomendasi untuk bibit unggul. Dari Puslitkoka juga akan melakukan pendampingan dan supervisi bagaimana melakukan penanaman kebun kakao yang baik.

“Selain itu, kami dari PT Berau Coal memberikan jaminan pasarnya dalam menyerap produk dari petani,” katanya.

Ada beberapa kriteria yang harus dilakukan dalam mendapatkan hasil yang maksimal. Mulai dari bibit, pengelolaan kebun, hingga dan produknya hasil panennya sudah terstandarisasi.

Berau Cocoa, melakukan pendampingan dalam hal pasca panen. Seperti biji kakao yang selesai dipanen, tidak langsung dijemur. Melainkan dilakukan beberapa proses lebih dulu, salah satunya fermentasi.

“Juga memberikan bimbingan bagaimana caranya memetik yang baik, bagaimana caranya memecah buah yang baik, sehingga kita memperoleh hasil yang baik,” jelasnya.

Kehadiran Berau Cocoa, diharapkannya, dapat membangun ekosistem pengolahan kakao yang baik dan berkelanjutan.

Sejauh ini, tidak hanya pasar domestik, PT Berau Coal juga telah menjangkau pasar luar negeri, khususnya di bagian Eropa. Khodim menambahkan, pihaknya tengah melakukan negosiasi dengan Osaka, di Jepang dan Amerika dalam perluasan pasar kakao Berau.

“Ini target kita ke depannya untuk memperluas pasar” katanya.

Pihaknya berharap dengan kerja sama yang dilakukan dengan petani dari hulu sampai hilir ini dapat memotivasi dan menjaga semangat petani.

“Tentunya tujuan kita adalah untuk meningkatkan produksi petani, sehingga dapat mengingkatkan pendapatan petani dan kesejahterannya, yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi Kabupaten Berau,” tandasnya.(poh)

Bagikan

Subscribe to Our Channel