Follow kami di google berita

ASRM GELAR RAPAT KOORDINASI DAN KONSOLIDASI PROGRAM KERJA DESEMBER – FEBRUARI 2021

ANEWS, Labanan Makmur – Pada Rabu (16/12/2019) Asosiasi Sawit Rakyat Mandiri (ASRM) mengadakan Rapat Koordinasi Konsolidasi Program Kerja selama tiga bulan (Desember – Febuari). Rapat dihadiri oleh 8 dari 11 kampung anggota ASRM, yaitu Pandan Sari, Gunung Sari, Punan Malinau, Tepian Buah, Sumber Agung, Sukan Tengah, Tepian Buah, dan Long Ayan.

Ketua ASRM, Mupit Datusahlan dalam pengantar kegiatan menyatakan bahwa “Setiap kampung anggota asosiasi memiliki masyarakat yang melakukan budidaya kelapa sawit secara mandiri dan memiliki berbagai permasalahan. Asosiasi hadir sebagai bagian dari alat solusi untuk memecahkan masalah-masalah petani. Tetapi asosiasi tidak akan berjalan sesuai dengan harapan apabila tidak ada dukungan dari setiap pengurus”.

Sekertaris ASRM, Ahmad Faelani menekankan kebutuhan Asosiasi dalam tiga bulan kedepan. Asosiasi yang telah terbentuk selama satu tahun dan telah membentuk kepengurusan yang terdiri dari tokoh dan aparat pemerintah desa, belum melakukan pendataan menyeluruh kepada para petani yang bersedia menjadi anggota.

“Data sangat penting untuk kita miliki, karena data menjadi tahap awal kita mengetahui potensi serta permasalahan yang dihadapai oleh petani sawit mandiri, serta sebagai acuan kita dapat merumuskan program selanjutnya. Untuk itu tiga bulan kedepan kita akan fokus untuk mendata anggota,” ujar Ahmad.

Rapat juga dihadiri Edi Santoso, Kepala Kampung Sumber Agung. Edi berharap asosiasi benar-benar menjadi wadah bagi petani sawit mandiri untuk menyelesaikan permasalahan, terutama pengadaan bibit dan pupuk. Asosiasi diharapkan dapat mengadakan dan mendistribusikan bibit dan pupuk kepada petani yang sudah menjadi anggota. Jangka panjangnya, ASRM dapat membangun pabrik mini untuk menampung hasil panen para petani.

Ditambahkan pula oleh Arnoldy Wollah, BPK Tepian Buah, selama ini banyak sekali kendala yang dihadapi petani yang tidak dapat diselesaikan secara perorangan sehingga membutuhkan wadah.

“Asosiasi diharapkan menjadi jembatan dengan pemerintah dan perusahaan,” katanya.

Rapat Konsolidasi ASRM diharapkan mampu meramu sebuah kekuatan untuk bersinergi menyelesaikan permasalahan maupun isu terkait sawit yang dihadapi masing-masing desa.

“Maraknya penolakan buah sawit rakyat, sulitnya mendapatkan akses pupuk, dan tidak terdata petani sawit mandiri akan menjadi akar masalah kedepannya terkait kebijakan-kebijakan yang mengarah pada ekonomi sawit, untuk itulah ASRM hadir”, ujar Mupit. (jul/nov)

Bagikan

Subscribe to Our Channel