A-News.id, Xiamen – Dengan tekad membangun Kalimantan menjadi pusat hilirisasi sumber daya alam, pengusaha asal Kalimantan, Nuhgrahi Mawan, atau yang akrab disapa Ahong, melangkahkan kakinya ke negeri Tirai Bambu. Tujuan kunjungannya jelas: menarik perhatian investor besar di Tiongkok untuk bersama-sama mewujudkan proyek hilirisasi bauksit, pasir silika, dan batu bara di Kalimantan Barat.
Dalam pertemuan pentingnya di Xiamen, Ahong menegaskan bahwa upaya ini bukan hanya langkah bisnis, tetapi juga bagian dari dukungannya terhadap program strategis pemerintah pusat yang mendorong hilirisasi sumber daya alam. Salah satu fokusnya adalah membangun pabrik pengolahan aluminium (smelter) di Kalimantan Barat.
“Tujuan saya adalah menarik investasi yang dapat mendorong kemajuan Kalimantan. Saat ini, perusahaan aluminium terbesar di China sudah menunjukkan minat untuk bekerja sama dengan kita. Ini peluang besar,” ungkap Ahong optimis.
Menurut Ahong, hilirisasi bauksit, pasir silika, dan batu bara adalah langkah penting untuk memutus rantai ketergantungan Indonesia pada ekspor bahan mentah. Dengan membangun fasilitas pengolahan di dalam negeri, Ahong berharap dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat Kalimantan.
Kunjungan Ahong ini disambut hangat oleh beberapa perusahaan besar di Tiongkok. Ia mengungkapkan bahwa dukungan penuh dari perusahaan aluminium raksasa di sana menjadi sinyal positif bagi keberhasilan misinya. Tidak hanya itu, Ahong juga menjajaki kerja sama dengan SHISU untuk membawa kontainer rumah ke Indonesia, khususnya di Kalimantan, guna mendukung pengembangan infrastruktur.
“Ada perusahaan besar yang siap mendukung rencana ini. Mereka melihat potensi besar yang dimiliki Kalimantan. Saya berharap kita bisa segera merealisasikan kerja sama ini,” ujarnya.
Selain membahas potensi hilirisasi, Ahong juga memaparkan peluang strategis lain yang dapat dikerjasamakan, seperti pembangunan infrastruktur pendukung dan transfer teknologi. Ia juga menyebutkan komitmen mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) serta pengembangan sektor pariwisata di Kalimantan. Langkah ini, menurutnya, akan semakin memperkuat daya saing industri di Kalimantan.
Ahong yakin, Kalimantan memiliki semua potensi untuk menjadi pusat hilirisasi nasional. Namun, ia menekankan bahwa proyek ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, investor, dan masyarakat lokal. “Kita tidak bisa bekerja sendiri. Perlu dukungan dari semua pihak untuk memastikan keberhasilan rencana ini,” tegasnya.
Kehadiran Ahong di negeri Tirai Bambu bukan hanya membawa harapan besar bagi Kalimantan, tetapi juga menjadi simbol keberanian pengusaha lokal untuk bersaing di panggung global. Dengan misi ini, ia ingin memastikan bahwa Kalimantan tidak hanya dikenal sebagai penghasil bahan mentah, tetapi juga sebagai pusat industri modern yang berdaya saing tinggi.
“Saya optimis. Jika ini berjalan sesuai rencana, Kalimantan akan menjadi contoh keberhasilan hilirisasi dan kolaborasi internasional,” pungkas Ahong.(yf)