A-News.id, Tanjung Redeb — Pemilu serentak 2024 di Berau memang telah usai, namun polemiknya masih berlanjut. Keputusan KPU Berau untuk menggelar Pemungutan Suara Ulang (PSU) di beberapa TPS di Kelurahan Sambaliung dan Gunung Panjang menuai sorotan dari Gerakan Anti Politik Uang (GAPU).
Presiden GAPU Berau, Nugroho, menilai PSU sebagai tanda kegagalan KPU dalam melindungi hak masyarakat. Ia khawatir PSU akan mengubah peta pilihan dan membuka peluang politik uang bagi caleg yang memiliki suara tipis.
“Dengan maraknya pemberitaan terkait Pemungutan Suara Ulang (PSU) di beberapa TPS yang ada di Kabupaten Berau, ini merupakan catatan buruk bagi penyelengara dalam hal ini KPU Kabupaten Berau,” kata Nugi -sapaan akrabnya-,saat dikonfirmasi via telepon.
Bahkan lanjutnya, dengan adanya PSU, bisa mengubah peta pilihan dan juga keterpilihan Caleg yang punya perbedaan suara tipis.
“Ini sama saja memberikan peluang terjadinya politik uang terutama bagi caleg yang mengaggap dirinya masih punya berpeluang jika dilakukan PSU,” jelasnya.
Harapannya dengan persoalan ini menjadi catatan penting bagi KPU dan menjadi bahan evaluasi karena menimbulkan polemik di masyarakat.
“Tentu ini jadi polemik. Karena TPS-TPS yang PSU itu akan jadi sasaran peserta pemilu yang punya kepentingan,” tandasya.(yf)