Follow kami di google berita

Pengetap Ikut Sedot BBM Subsidi, Antrean Bahan Bakar Sampai Makan Bahu Jalan dan di Depan Polsek Tanjung Redeb

ANews, Berau – Sudah menjadi pemandangan yang biasa antrean sejumlah kendaraan roda empat jenis kijang model lama dan sejenisnya, serta sepeda motor yang diduga mengetap BBM setiap hari di tempat-tempat pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Tanjung Redeb, khususnya di SPBU Reguler dengan No registrasi 64.773.05 yang terletak di Jalan Bujangga, Kelurahan Sei Bedungun, Tanjung Redeb. Bahkan antrean itu sampai berbelok ke jalan Pangeran Hidayatullah, melewati depan Polsek Tanjung Redeb.

Umumnya praktek ngetap BBM solar bersubsidi yang dilakukan kendaraan dari jenis Toyota Kijang model lama atau sejenisnya, selalu ada diantara truk dan kendaraan warga yang hendak mengisi bahan bakar. Dan menurut informasi warga banyak diantaranya kendaraan pengetap jenis Kijang model lama itu yang tanki BBMnya sudah dimodifikasi sedemikian rupa supaya bisa diisi BBM dengan jumlah yang lebih banyak.

Antrean kendaraan roda empat, Kijang dan sejenisnya itu telah mengakibatkan sering terjadinya kemacetan di ruas jalan umum disekitar SPBU karena kendaraan yang antre itu sampai meluber dari bahu jalan sampai ke badan jalan, sehingga truk-truk yang akan mengisi BBM terpaksa harus mengantre di jalur sebelah yang bukan jalur antrean.

Padatnya antrean di SPBU Bujangga itu ditengarai karena selalu diselingi atau disusupi sejumlah kendaraan pengetap yang umumnya dari jenis Kijang model lama atau sejenisnya, sehingga antrean menjadi panjang, bahkan kendaraan pengetap itu selalu menginap di lokasi antrean menunggu SPBU buka di keesokan harinya.

Sejumlah kendaraan jenis Kijang lama yang sudah dimodifikasi itu diduga banyak dan rutin antre dan menginap di tepi jalan di sekitar SPBU Bujangga tersebut untuk mendapatkan BBM bersubsidi.

Antrean itu jelas membuat pemandangan di lokasi itu menjadi sumpek, semrawut dan menyebabkan macetnya jalan sampai di simpang tiga ke arah kantor Polsek Tanjung Redeb.

Dan diduga ada pemanfaatan BBM Solar bersubsidi yang dilakukan para pengetap solar yang menjualnya ke industri-industri dengan harga industri, sehingga menghasilkan keuntungan bagi oknum-oknum pengetap tersebut. Praktek ini jelas sudah menyalahi ketentuan karena solar atau bersubsidi

Sudah dapat dipastikan banyaknya pengetap BBM solar itu berdampak berkurangnya ketersediaan stok solar yang semestinya untuk kendaraan angkutan umum maupun kendaraan truk-truk pengangkut barang/logistik antar provinsi, antar kota dan kabupaten.

Selain itu, adanya praktik mengetap BBM bersubsidi dengan cara berulang-ulang untuk diperjual belikan kembali itu, sudah jelas merugikan negara karena subsidi yang diberikan pemerintah itu tidak tepat sasaran, bahkan disalahgunakan oleh sebagian orang untuk mendapatkan keuntungan yang besar. (dit)

Bagikan

Subscribe to Our Channel