Follow kami di google berita

Komitmen Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Jaya Mualimin Sebut Angka Stunting Kaltim Paling Rendah

(Foto: Dinkes Kaltim saat menggelar jumpa pers bersama awak media/dok Kominfo Kaltim)
(Foto: Dinkes Kaltim saat menggelar jumpa pers bersama awak media/dok Kominfo Kaltim)

Anews.id, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim terus berupaya menekan angka kematian ibu dan bayi yang hingga saat ini masih tinggi.

Kepala Dinkes Kaltim dr Jaya Mualimin menyebutkan bahwa kematian ibu dan bayi banyak yang meninggal dunia karena terlambat dalam penanganannya, juga ibu hamil terlambat dalam diagnosa, maka Dinkes akan fokus dalam ANC1 atau konsultasi saat kehamilan ibu, baik konsultasi pertama sampai konsultasi keenam, dan cakupannya harus 95 persen bagi ibu-ibu yang sedang hamil.

“Kematian ibu sejak tiga tahun terakhir meningkat, apa lagi pada masa Covid-19, menurut informasi ibu melahirkan dan meninggal hampir 99 persen dirumah sakit,” sebut Jaya sapaan karibnya. Jum’at (3/2/2023).

Untuk angka absolutnya terhadap jumlah kematian ibu dan bayi, Jaya menjelaskan di tahun 2022 itu 73 kematian pertahun dan tersebar di seluruh kabupaten dan Kota se-Kaltim.

Ia pun mengungkapkan kematian ibu dan anak terbanyak di Kabupaten Kutai Kartanegara 24 kasus dan Samarinda 20 kasus, sementara di daerah lainnya di bawah 5 kasus.

Jaya menambahkan tahun 2021, kematian ibu dan bayi sekitar 168 kasus, dan jumlah tersebut penyebabnya adalah pandemi Covid-19 pada waktu itu, tapi sekarang sudah tidak ada Covid-19 masih terjadi 73 kasus.

“Jika dianalisis kematian ibu dan bayi ini bukan karena mutu layanan sangat rendah, tetapi memang manajeman dan melaksanakan upaya kasus ibu melahirkan belum optimal,” jelasnya.

“Ini salah satu faktor usia harapan hidup yang penting dalam melakukan upaya meningkatkan derajat masyarakat,” Sambungnya.

Tak hanya itu, Jaya memaparkan bahwa survei terbaru penanganan gizi pada balita naik 1,1 persen terhadap balita stunting. Kenaikan ini menjadi catatan, dimana target yang direncanakan dari 22,8 persen turun sekitar tiga persen menjadi 19,8 persen.

“Saya optimis menurut survei yang dilakukan oleh kementerian kesehatan melalui satu sisi Indonesia walaupun kita naik 1,1 persen kita masih menjadi Provinsi yang termasuk terendah di Kalimantan, dibandingkan Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kaimantan Selatan, angka stunting Kaltim terendah di pulau Kalimantan,” pungkasnya. (Adv/Kominfo Kaltim)

Bagikan

Subscribe to Our Channel