Follow kami di google berita

KELUH KESAH MASYARAKAT MALUANG, BEBERAPA PROYEK TUAI TANDA TANYA

ANEWS, Berau – Proyek semenisasi di Jalan Punggawa Sejati Kampung Maluang menuai banyak polemik di masyarakat. Pasalnya proyek semenisasi tersebut dilakukan secara manual oleh masyarakat. Dari informasi yang kami peroleh proyek tersebut merupakan swakelola, hal tersebut diungkapkan Syarif selaku TPK (Tim Pelaksana Kegiatan) Kampung Maluang, Senin (18/01/2021).

Sebagian masyarakat mengeluhkan proyek semenisasi tersebut, salah satunya Gala, seorang warga Kampung Maluang. Dirinya mengungkapkan bahwa proyek tersebut pengerjaannya kurang maksimal dan tak adanya papan proyek mengakibatkan tanda tanya di masyarakat.

Gala warga Kampung maluang

“Itu dulu bukan proyek kampung, dianggarkan juga itu yang dapat pak Syarif, nah Syarif turun ke Sutris (salah seorang warga Maluang), Sutris ya pakai manual lah. Manual semua itu, gak pakai molen, iya kebetulan cuaca gak bagus tetap aja dikerjain, untuk anggarannya gak tau mas, gak ada papan proyeknya, seingat saya itu dulu harian satu harinya Rp 120 ribu pekerjanya, nah kepala kerjanya Rp 150 Ribu,” ucapnya.

Kami mencoba mengkonfirmasi tersebut kepada Syarif, dirinya membenarkan bahwa proyek tersebut manual, bukan ready mix dan merupakan proyek swakelola yang dikerjakan oleh masyarakat.

“Kita swakelola jadi transparansinya itu dari papan proyek itu, ya kalau misalkan masyarakat tidak melihat ya pasti dikira proyek,” ungkapnya.

Syarif TPK Kampung Maluang 

Tentu apa yang diungkapkan Syarif berbanding terbalik dengan apa yang diucapkan oleh Gala, dari pengamatan di lokasi memang proyek tersebut seperti tak maksimal pengerjaannya dan ada beberapa titik yang telah retak. Pantas saja banyak masyarakat mengeluhkan hal tersebut.

Tak hanya proyek semenisasi namun proyek paving pun menimbulkan tanda tanya dari masyarakat maluang, pengerjaan tersebut disebutkan Syarif merupakan swakelola namun dari pantauan di lapangan papan proyek pun tak ada padahal proses pengerjaan sedang dilaksanakan.

“Ini yang punya pak Syarif TPK sini, terus beli materialnya di Labanan pak Supri, anggarannya gak tahu kita tahunya kerja saja,” ujar Trimo salah satu pekerja paving.

“Kalau paving ini masuk di kampung, cuma kemarin kita kendalanya cuaca sama material pasir saat ini sudah 95 persen tinggal finishing, ini swakelola juga, pekerjaan kampung juga jadi ini anggaran dari ABT (Anggaran Belanja Tambahan) kabupaten yang diserahkan ke pemerintah kampung,” katanya.

“Karena disini ada yang ahli bangunan, ada yang ahli ini, kita cari orang kampung untuk pemasangan paving belum ada, tapi tidak semuanya sebagian untuk pembantunya ya kita berdayakan orang kampung, jadi 70 persen orang kampung kalau yang orang luar 30 persen,” imbuh Syarif.

Proyek tersebut pun melampaui batas waktu yang telah ditentukan, proyek yang seharusnya selesai pada bulan Desember diperpanjang hingga akhir bulan Januari. Penambahan waktu tersebut diakibatkan oleh cuaca dan sulitnya material pasir diungkapkan Syarif menjadi alasan terlambatnya proyek paving tersebut. (jul/nov)

Bagikan

Subscribe to Our Channel