Follow kami di google berita

Ekonomi Berau Tak Bisa Bergantung Hanya pada Batubara

A-News.id, Tanjung Redeb – Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Berau dinilai menunjukkan tren positif. Hal itu ditunjukkan dengan realisasi investasi hingga Triwulan III tahun 2023 mencapai Rp 2,1 triliun dari target Rp 4,1 triliun. Dari jumlah itu, batubara menyumbang pertumbuhan hingga 60 persen.

Kendati demikian, dalam jangka panjang ekonomi Berau tidak bisa terus bergantung hanya pada sektor pertambangan. Sektor lain juga perlu digenjot. Apalagi pada 2022 silam, pertumbuhan ekonomi Berau masih berada pada urutan keenam se-Provinsi Kaltim.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Berau, Nanang Bakran mengakui terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Berau. Tak hanya pertambangan, sektor lain juga terus didorong. Walaupun diakuinya, saat ini batubara masih mendominasi.

“Tak hanya pertambangan. Pertanian, perkebunan dan pariwisata juga semakin naik. Termasuk beberapa non tambang ikut naik. Itu akan kami evaluasi. Tapi saat ini trennya sedang naik,” jelasnya.

Secara khusus terkait pariwisata, bagi Nanang cukup menjanjikan. Pariwisata bahkan diprediksi dapat menjadi sektor pendongkrak ekonomi di samping pertambangan. Mengingat, pada tahun depan Berau menjadi salah satu kota penyanggah IKN.

“Pertambangan mendominasi sekitar 60 persen dan mempengaruhi pendapatan kita. Dan kita harapkan bisa melebih target Rp 4 triliun itu. Tapi tetap kita optimalkan juga sektor lain,” jelasnya.

Sebelumnya, Mantan PJ Sekkab Berau, Agus Wahyudi meminta pemerintah daerah untuk memikirkan ekonomi alternatif yang dapat ditempuh dalam jangka panjang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Berau, di tengah sektor batubara yang masih mendominasi.

Salah satunya dengan melakukan transformasi atas sumber daya alam (SDA) yang tidak dapat diperbarui menuju sektor-sektor lain yang dapat diperbarui atau bersifat berkelanjutan (sustainable).

“Kalau kita bicara pertumbuhan ekonomi, kita bicara PDRB. Di sana ada sektor-sektor yang mendominasi. Salah satu sektor yang mendominasi laju pertumbuhan ekonomi Berau tersebut yakni sektor pertambangan batubara,” ungkapnya.

Dominasi batubara ini menyebabkan segala upaya, baik dan buruknya, tetap dilakukan oleh pemerintah daerah agar ekonomi Berau tidak bergerak stagnan bahkan menurun. Pasalnya, 5-10 tahun ke depan pertumbuhan ekonomi Berau masih ditopang oleh sektor tersebut.

“Tapi dalam jangka panjang kita tidak hanya bertumpu pada batubara. Ada sektor lain yang bisa dikelola. Seperti pertanian. Tapi bukan berarti sektor pertanian ini tidak meningkat. Hanya saja, batubara melambung lebih cepat,” imbuhnya.

Untuk sektor pertanian, hal yang bisa dilakukan adalah memperbaiki kebijakan yang masih bersifat konvensial menuju kebijakan yang lebih modern yakni melakukan mekanisasi di sektor pertanian.

“Sehingga tadinya lahan persawahan yang masih digarap menggunakan tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin seperti hand traktor,” ungkapnya.

Kebijakan itu perlu ditempuh sebab kondisi pertanian dan bahan baku pertanian di Berau masih tergolong rentan. Banyak komoditas pertanian seperti beras juga masih didatangkan dari luar khususnya dari Jawa dan Sulawesi.

Selain pertanian, salah satu pendongkrak ekonomi alternatif Berau yang saat ini sedang diupayakan itu yakni pengelolaan gas alam di Kampung Birang, Kecamatan Gunung Tabur yang dikelola oleh South Bengara II.

“Jika South Bengara ini beroperasi di 2024. Pasti terjadi lonjakan ekonomi di Berau,” tandasnya. (Yf)

Bagikan

Subscribe to Our Channel