Follow kami di google berita

Diknas Berau Latih Guru SD dan SMP Tentang Computational Thinking Kerjasama Dengan Bebras dan FKIP Unmul

Guru SD dan SMP Ikuti Pelatihan Computation Thinking

ANEWS, Berau – Dinas Pendidikan Berau bekerjasama dengan Bebras Kalimantan Timur dan FKIP Universitas Mulawarman dalam rangka Pelatihan Computational Thinking kepada Guru-Guru SD dan SMP Kabupaten Berau, Sabtu, 3/7/2021, yang dilaksanakan di Kantor Diknas Jalan Murjani I Tanjung Redeb, sebagaimana yang disampaikan Prof. Dr. H. Muhammad Amir Masruhim, M. Kes, Dekan FKIP Unmul Samarinda.

Bebras ini adalah merupakan suatu lembaga atau komunitas internasional yang sasarannya 45 negara, salah satunya Indonesia.

Di Indonesia, lanjut Prof. Amir. setiap provinsi ada Bebras, kebetulannya untuk Kalimantan Timur, koordinator Biro Bebras-nya, Sunardi dari FKIP Unmul Samarinda.

Prof Dr. M. Amir M (tiga dari kiri), dan Sunardi (dua dari kiri)

“Suatu kesempatan yang sangat berharga, untuk Kalimantan Timur ini yang pertama diadakan di Kabupaten Berau,” ujar Prof Amir.

Prof Amir menambahkan memang sasaran dari pelatihan komputer ini lebih difokuskan ke guru-guru SD dan SMP dikarenakan memang di jenjang pendidikan dini ini yang sangat memerlukan pembelajaran untuk menanamkan dasar-dasar pengetahuan bagi generasi muda bangsa.

Sementara itu Kepala Biro Bebras Kalimantan Timur, Sunardi mengatakan Bebras itu merupakan komunitas Internasional, yang di Indonesia sekarang itu disebut dengan “Gerakan Pandai”, Pengajar Era Digital Indonesia, yang mencoba mengedukasi para Guru SD dan SMP untuk mengenalkan Computational Thinking, Pola Berfikir Kritis.

Dan ada 4 hal yang menjadi core-nya, yang pertama Pengenalan terhadap sebuah masalah, misalnya dalam mengerjakan soal-soal itu mereka akan dikenalkan bagaimana memilah-milah menjadi sebuah hal yang spesifik kemudian mencoba mencari jalan keluar terhadap masalah itu.

“Sehingga itu kan menjadi pembiasaan mereka untuk membaca dan menganalisa informasi sampai pada mengambil keputusan untuk mencari solusi atas masalah itu. Intinya sebenarnya itu, jadi kita biasakan dari awal, makanya kita ambil Guru SD dan SMP, supaya mereka dari awal terlatih, sehingga nanti inputnya ke SMA akan jauh lebih bagus dan seterusnya nanti sampai ke perguruan tinggi,” beber Sunardi.

Sunardi lebih lanjut menjelaskan, ada beberapa poin dan tahapan, yang akan berlangsung dari Juli sampai Oktober 2021, yang pertama pengenalan dulu sekaligus pelatihannya setelah itu pendampingan.

“Jadi ada program pendampingan ketika nanti tahun ajaran baru ini sudah mulai masuk sekolah, kita akan coba dampingi guru-guru bagaimana guru-guru mencoba mengimplementasi apa yang diperoleh pada proses pelatihan ini, sehingga nanti kta coba evauasi apa yang perlu kita tingkatkan lagi. Terus kita buat lagi pendampingan yang tahap kedua, implementasi lagi sampai mereka bisa mahir dan bisa mempraktekkan ini di kelasnya, sehingga manfaatnya bisa meng-cover siswa itu sampai 10 ribu siswa,” jelasnya.

Bebras adalah, secara harfiah menggunakan kata yang berasal dari Bahasa Lithuania, karena yang pertama mengenalkan program ini adalah Lithuania, semacam kegiatan ekstra kurikuler untuk mencoba menginjeksi pemahaman guru terhadap computational thinking, pola pikir komputasi, jelas Sunardi.

Komputasi itu, lanjut Sunardi, lebih banyak pada pengenalan pola tingkat abstraksi sampai pada algoritma, dalam menemukan langkah-langkah yang tepat untuk menyelesaikan suatu masalah. Di dalamnya juga ada robotic yang juga menggunakan algoritma itu. Sebenarnya ini bukan hal yang baru, karena di dunia komputer sudah lama mengenal pendekatan ini. (yud).

Bagikan

Subscribe to Our Channel