Follow kami di google berita

Benahi Konsistensi Inovasi Daerah

A-News.id, Tanjung Redeb — Asisten bidang Pembangunan dan Perekonomian Setkab Berau, Agus Wahyudi menyebut, Indeks Inovasi Daerah (IID) Kabupaten Berau berada di peringkat kurang inovatif.

Ia menjelaskan, menurut Kementerian Dalam Negeri (Kemandagri), Kabupaten Berau masuk ke dalam peringkat kurang inovatif dari segi inovasi pelayanan kepada masyarakat.

“Tentunya Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengambangan (Bapelitbang) harus bisa meningkatkan peringkat tersebut,” tuturnya.

Banyak sektor yang masih bisa dikembangkan melalui inovasi. Dirinya mencontohkan dalam bidang pertanian tentunya terdapat perbedaan iklim dan lingkungan pertanian di Berau dengan Pulau Jawa, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait harus berfikir bagaimana caranya mengembangkan pertanian lebih baik lagi kedepannya.

“Banyak hal teknologi tepat guna yang bisa diterapkan,” tegasnya.

Menurutnya, banyak inovasi yang telah dibuat oleh setiap OPD, namun dalam pelaporannya kurang intens sehingga tidak tecatat di Kemendagri, tentunya hal tersebut sangat disayangkan dan harus segera dibenahi.

Ia menambahkan, Inovasi harus berlangsung di semua sektor, kendala yang saat ini terjadi adalah kurangnya konsistensi sehingga tidak jarang berhenti di tengah jalan.

“Kita perlu mengapresiasi beberapa daerah yang tergolong inovatif, kita harapkan di Berau bisa inovatif seperti daerah tersebut,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Bapelitbang Berau, Nanang Bakran membenarkan dari segi persentase inovasi yang ada di Berau masih kurang, agar lebih memotivasi maka pihaknya menggandeng seluruh OPD untuk bersama mengembangkan budaya inovasi.

“Sebenarnya banyak inovasi yang telah diciptakan oleh masing-masing OPD di Berau tetapi belum tercatat di Kemendagri. Serta ruang lingkup inovasi hanya mencakup OPD yang bersangkutan,” jelasnya.

Bapelitbang Berau menargetkan tahun ini sekira 10 hingga 20 inovasi terdaftar ke Kemendagri. Menurutnya, proses pencatatan yang memiliki banyak tahapan serta pelaksanaan di lapangan harus berjalan baik menjadi tantangan tersendiri.

“Kita mengejar inovasi yang bisa digunakan secara luas dan bahkan oleh kemndagri dijadikan inovasi nasional. Memang jumlahnya tidak banyak, tetapi diupayakan agar kualitas dari inovasi yang terbaik,” tegasnya.

Diharapkan juga inovasi yang nantinya dibuat bukan hanya sebatas aplikasi digital, tetapi lebih berfokus kepada bagaimana menemukan dan memecahkan masalah, serta membuat persoalan yang sulit menjadi mudah. Itu esensi inovasi yang diinginkan.

“Mayoritas inovasi yang ada saat ini berbasis aplikasi, padahal inovasi bukan hanya itu saja,” pungkasnya. (Poh/adv)

Bagikan

Subscribe to Our Channel