Follow kami di google berita

Aksi Kolaboratif Lindungi Mangrove di Kabupaten Berau

A-News.id, Berau – Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bekerjasama dengan PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) meluncurkan program pengelolaan hutan mangrove berbasis masyarakat melalui budi udang bekelanjutan, Sabtu (4/12/2021).

Program kolaborasi itu mulai dicanangkan sejak 1 Desember 2021 dengan lokasi pendampingan di Kampung Pegat Batumbuk, Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau.

Alasan dipilihnya budi daya udang sebagai basis utama lantaran udang menjadi komoditas perikanan yang meliputi 15% dari total perdagangan perikanan global. Hal ini menjadikan budi daya udang memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi lokal. Dengan menerapkan praktik akuakultur berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi ini dapat berjalan selaras dengan upaya global dalam menurunkan emisi gas rumah kaca.

Direktur Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman menjelaskan, Kabupaten Berau tercatat sebagai wilayah yang memiliki ekosistem mangrove terluas di Provinsi Kalimantan Timur. Sebaliknya, pembukaan tambak udang yang tidak terencana menjadi pendorong utama perusakan areal hutan mangrove atau deforestasi.

Bahkan dari data, sebagian tambak udang di Berau berukuran cukup besar mulai 5 hingga 25 hektare. Luasnya tambak ini berbanding terbalik dengan produktivitasnya yang hanya 27 kg per hektare per siklus.

“Produktivitas yang rendah ini menjadi salah satu alasan untuk membuka tambak udang baru demi mendapatkan lebih banyak manfaat ekonomi,” ujarnya.

“Perubahan alih fungsi lahan mangrove ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi ekosistem, sekaligus mengancam sumber penghidupan masyarakat pesisir,” tambahnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, YKAN bersama Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan sebelumnya sudah memperkenalkan pendekatan SECURE (Shrimp-Carbon Aquaculture). Pendekatan ini dilakukan dengan mendesain ulang tambak udang ke ukuran yang lebih kecil dan menggabungkannya dengan restorasi hidrologi mangrove.

“Melalui pendekatan SECURE, saat ini telah direstorasi 10 hektare tambak udang aktif menjadi 2 hektare tambak udang. Sementara areal sisanya, sebesar 8 hektare digunakan sebagai areal restorasi mangrove yang akan mendukung pakan alami untuk udang dan ikan, serta mengurangi emisi karbon,” ujarnya.

Kerja sama YKAN dan PT PII di Pegat Batumbuk ini akan berlangsung dalam kurun waktu tiga tahun. Dalam tahap pengelolaan tambak SECURE, masyarakat akan didampingi sekaligus diberikan informasi dan pelatihan mengenai praktik akuakultur berkelanjutan.

Sementara itu, Direktur Utama PT PII M. Wahid Sutopo yang menyambut baik kolaborasi itu, mengaku program pengelolaan hutan mangrove berbasis masyarakat tersebut adalah salah satu cara yang baik untuk menjaga kelestarian di Indonesia.

“Kami menyadari, pembangunan infrastruktur juga perlu dibarengi dengan prinsip praktik yang berkelanjutan, demi kelestarian alam Indonesia. Hal inilah yang membuat kami terpanggil untuk mendukung Program Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Masyarakat melalui Budi Daya Udang Berkelanjutan di Kabupaten Berau,” ujarnya.

Hal senada pun, diungkapkan Kepala Dinas Perikanan Berau Tenteram Rahayu, kata dia upaya melindungi hutan mangrove dengan uji coba model restorasi mangrove di tambak aktif sejatinya dapat membantu pembangunan berkelanjutan, khususnya di sektor perikanan.

“Karena itu kami menyambut baik inisiatif ini,” imbuh Kadis Perikanan. (dit)

Bagikan

Subscribe to Our Channel