A-News.id, Tanjung Redeb – Tim gabungan patroli terpadu pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Berau mulai bergerak ke daerah yang disinyalir rawan terjadi karhutla, Rabu (14/9/2022).
Tim gabungan patroli tersebut dilepas secara simbolis oleh di markas BPBD Berau Jalan H.Isa 1, Tanjung Redeb dengan dimulai oleh pasukam bermotor yang terdiri dari Manggala Agni, BPBD, TNI-Polri Kabupaten Berau serta Masyarakat Peduli Api (MPA). Mereka disatukan menjadi tim gabungan patroli terpadu pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Jumlah tim gabungan tersebut ada sebanyak 200 orang dan akan disebar di 11 Kecamatan se-Kabupaten Berau. Kepala Pelaksana BPBD Berau Thamrin menjelaskan, tim gabungan ini tetap dikerahkan meski Berau kini memasuki musim kemarau basah.
Maksudnya yakni hujan tetap akan turun meski saat ini sudah berada di musim kemarau. Untuk wilayah Berau, kemarau panjangan sesuai dengan prakiraan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan terjadi tahun 2023 mendatang. Prediksi tersebut didasari siklus empat tahunan.
“Di tahun 2022 ini Berau sesuai dengan prakiraan BMKG musim kemaraunya bersifat basah. Jadi ada sedikit hujan,” katanya.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, para tim gabungan akan berjaga di 9 pos karhutla yang ada di Kecamatan dan dengan 25 titik sasaran. 25 titik tersebut dianggap rawan karena berdasar dari hasil evaluasi dan monitoring secara bergilir setiap tahunnya.
Diantara titik-titik yang masih langganan menjadi pemantauan dugaan adanya hot spot (titik panas) antara lain, Kecamatan Teluk Bayur khususnya di daerah Labanan dan sekitarnya, Kecamatan Segah, Kampung Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan, Kecamatan Tabalar dan sekitarnya.
“Itu semua memang tempat rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan,” ujarnya.
Thamrin menuturkan, setiap tim yang berjaga di posko dipastikan akan dilengkapi dengan peralatan pemadam yang memadai.
Meski kerja tim gabungan diyakini tidak terlalu berat, namun mereka diminta tetap siaga penuh agar kebakaran hutan dan lahan di tahun 2022 tidak terjadi. (mik)