Follow kami di google berita

Mengembalikan Cahaya: Kisah Inspiratif Giyem setelah Operasi Katarak Gratis

A-News.id, Sambaliung – Dengan langkah perlahan, wanita berusia 68 tahun yang bernama Giyem melintasi pekarangan rumahnya. Meskipun suaranya tetap jelas dan pendengarannya masih baik, pandangannya telah sedikit memudar. Sebelum mendapatkan operasi katarak gratis, dunia yang ia lihat hanya dipenuhi oleh bayangan hitam dan putih.

Giyem dan suaminya, Miun, menghabiskan hari-hari mereka sebagai petani, mengolah lahan yang jauh dari pemukiman. Di kebun mereka, Giyem dan Miun menanam berbagai macam sayuran. Namun, sayangnya, keadaan penglihatan yang kurang baik sering menyebabkan Giyem mengalami kecelakaan kecil.

Ketika tak ada siapa pun yang bisa mengantarnya, Giyem terpaksa harus berjalan sendirian menuju kebun. Ia menyusuri jalan yang gelap, meraba-raba di bawah terik matahari. Pernah suatu kali, ia bahkan terjatuh karena mengira jalanan di depannya adalah jalur yang sebenarnya, padahal sebenarnya itu adalah sebuah kubangan air.

“Yang saya lihat kan putih, saya kira jalan ternyata bukan. Saya jatuh ke kubangan air. Basah baju,” cerita Giyem sambil tertawa.

Bagi Giyem, penglihatannya adalah harta berharga. Di usia senjanya, memiliki penglihatan yang jelas adalah sebuah anugerah. Namun, kedua matanya tertutup oleh katarak, menyisakan bercak putih yang menghalangi pandangannya. Meskipun begitu, berkat operasi katarak gratis yang diterimanya, sebelah matanya bisa kembali melihat dunia dengan lebih terang.

Saat bercerita di rumah sederhananya yang berdinding Kalsi Board, Giyem menunjuk rumah-rumah di depannya yang berjarak sekitar 10 hingga 15 meter. Ia mulai menutup mata bagian kiri dan membuka bagian kanan. Namun, ia hanya melihat cahaya yang silau dan bahkan tak dapat melihat orang yang duduk tepat di depannya.

“Nah, nek sing iki, jelas (nah, kalau yang ini, jelas). Warnane ijo omah iku (warnanya hijau rumah yang itu),” ucapnya setengah yakin, meskipun setelahnya tetap dikoreksi karena warna sebenarnya adalah biru.

Giyem mengakui bahwa ia sudah merasakan kondisi aneh pada penglihatannya selama lebih dari setahun. Namun, dalam sebulan terakhir, kondisinya semakin kritis, hingga akhirnya ia tak bisa melihat apa pun lagi. Semuanya hanya tampak putih baginya. Bahkan, suatu waktu ketika berkebun bersama sang suami, ia sempat terkecoh.

Saat itu, ia sedang duduk dan bercerita dengan sang suami. Namun, Giyem merasa ada yang aneh dengan perilaku sang suami. Meskipun ia telah bercerita panjang lebar, Miun tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Ternyata, setelah ia memukul-mukul “sang suami,” nyatanya itu hanyalah sebuah bonggol kayu.

“Tak pukul-pukul kok gak ngomong, lah tibake tunggul kayu. Saya panggil bapaknya, dia nyaut dari ujung kebun. Halah halah,” ceritanya sambil tertawa, mengingat kejadian lucu itu.

Namun, beberapa waktu lalu, tetangganya memberitahu bahwa ada Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis. Giyem pun didaftarkan oleh sang tetangga, hingga akhirnya ia dapat menerima operasi katarak gratis tersebut.

Dengan kesabaran, keteguhan, dan semangat, Giyem menantikan gilirannya untuk menjalani operasi katarak gratis. Akhirnya, ia mendapatkan giliran pada hari kedua operasi karena kondisi tubuhnya belum sepenuhnya stabil pada hari pertama.

“Karena saya pada Jumat itu banyak tetangga yang menjenguk, kurang istirahat makanya nda bisa operasi,” cerita Giyem.

Sekarang, Giyem sudah dapat melihat dengan jelas. Berkat Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis yang diselenggarakan oleh PT Berau Coal bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi, kini Giyem dapat melihat jalan dari rumahnya menuju ke ladangnya dengan jelas. Ia juga bisa melihat wajah sang suami tercinta dan dengan mudah mengikat hasil taninya. Meskipun beberapa minggu ini masih dalam tahap pemulihan pasca operasi, ia merasa sangat terbantu.

Dengan tulus, Giyem menyampaikan rasa terima kasihnya kepada PT Berau Coal dan Yayasan Buddha Tzu Chi atas kegiatan bakti sosial yang berarti. Bakti sosial ini memberikan harapan baru bagi mereka yang hampir kehilangan penglihatan. Kini, bersama dengan ratusan penerima operasi katarak gratis lainnya, Giyem dapat melihat dunia dengan lebih terang lagi.

“Kulo matur suwun (saya berterima kasih), mugi-mugi gusti Alloh sing iso bales kebaikane (semoga Allah membalas kebaikan ini). Mugi-mugi sehat terus (semoga sehat selalu), Aamiin,” ucapnya berdoa, dengan ketulusan yang mendalam saat Giyem menyampaikan rasa syukurnya.

Manager Community Development PT Berau Coal, Muhammad Sulaiman menjelaskan, bahwa Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis yang digelar pihaknya dengan berkolaborasi bersama Yayasan Buddha Tzu Chi, Dinkes Berau, dan RSUD Abdul Rivai merupakan wujud keseriusan perusahaan dalam memberikan manfaat bagi masyarakat di Kabupaten Berau dan Provinsi Kalimantan timur.

“PT Berau Coal turut berperan aktif dalam mendukung program pemerintah untuk membantu mengurangi angka katarak di Berau dan Kaltim secara umum,” ujar Sulaiman.

Ia kemudian mengungkapkan kegembiraannya karena program bakti sosial ini mendapat perhatian banyak pihak, dan memberikan dampak langsung terutama bagi warga yang membutuhkan.

“Tidak menutup kemungkinan program sosial ini akan digelar kembali secara berkelanjutan untuk mengurangi angka penyakit mata di Benua Etam. Namun, sebelum itu perlu untuk meninjau kembali dampak dari program ini,” pungkasnya. (Adv/poh)

Bagikan

Subscribe to Our Channel