Follow kami di google berita

Ambulance Desa Tubaan Dianggap Tak Layak Untuk Pasien, Kadinkes Berau : Manfaatkan Mobil Desa

A-News.id, Tanjung Redeb — Kepala Puskemas Desa Tubaan, Abdul Hadi meminta agar ambulance di desa dapat diperbarui melihat kondisi ambulance yang saat ini dipakai masyarakat sudah dianggap tidak layak. Ambulan yang ada saat ini berasal dari pengadaan tahun anggaran APBD 2010.

“Tidak layak bagi pasien kami karena alas tempat tidur pasiennya terbuat dari papan. Selain itu saat dikendarai juga sudah tidak nyaman saat membawa pasien apalagi pasien gawat darurat yang harus dirujuk ke tanjung redeb. Kami juga sudah laporkan sekian kali ke Dinas Kesehatan. Kami harapkan agar ada yang baru dan masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan dengan maksimal,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi mengatakan pada dasarnya seluruh puskemas telah dilengkapi oleh kendaraan Ambulance, karena dioperasikan terus tentnunya ada regenerasi dan sebagainya.

“Dan itu tergantung dari pembiayaan dari anggaran yang tersedia, sedikit sedikit kita seperti kemarin kita persiapkan dan berhasil. Ada 4 ambulan yang diremajakan kemudian untuk tahun ini ada 2 ambulance lagi,” tuturnya.

Semua yang dibutuhkan akan diupayakan Dinas Kesehatan setiap tahunnya namun saat ini anggaran pusat maupun daerah belum merujuk ke arah pengadaan ambulan tersebut.

“Karena itu memang sangat dibutuhkan, sama  juga satu sisi namanya barang dipakai banyak orang, namanya puskesmas ini siapa saja memakai, biasanya orang makai seperti itu memakainya mau kontrolnya tidak mau. Tidak semua punya keahlia yang cukup, kadang-kadang terpaksa siapapun jadi supir, misalnya seperti itu,” jelasnya.

Selain itu, melihat operasional juga sedang tinggi memang seharusnya diupgrade untuk dapat mempelancar pelayanan. Tentunya Dinkes tidak hanya tinggal diam.

Di satu sisi juga menurut Iswahyudi, di kampung ada memiliki dana desa yang dapat dipergunakan untuk pengadaan ambulance desa.

“Itu sebetulnya sebagai saklar suatu alternatif. Tapi jangan sampai juga ambulance desa dijadikan asalan untuk mengadakan dana mobil operasional. Ambulance desa tapi tidak pernah di desa, ambulance desa digunakan untuk opersional sana sini. Tapi saat orang membutuhkan tidak ada masalah,” katanya.

“Tapi yang disebut ambulance desa dalam tanda kutip desa siaga itu bukan hanya ambulance milik kampung, tetapi punya masyarakat di situ yang bisa digunakan utnuk mengangkut itu namanya ambulance desa. Tapi yang betul-betul ambulance yang mobil kampung banyak, semua desa beli sebetulnya. Itu juga harus dimanfaatkan maksimal. Untuk membackup puskesmas tadi, sehingga kampung-kampung juga bisa ikut berperan,” tandasnya. (ryn)

Bagikan

Subscribe to Our Channel