Follow kami di google berita

Potret Derita Keluarga Kurang Mampu Yang Tinggal Di Rumah Pohon

A-News.id, Berau – Di zaman milineal ini ternyata ada warga yang tidak mampu yang tinggal di pondok sempit terbuat dari terpal dan seng bekas di atas sebuah pohon karena tidak memiliki rumah dan tidak mampu untuk menyewa kontrakan untuk tempat tinggalnya.

Warga Kampung Sei Bebanir Bangun, RT 13, Kecamatan Sambaliung itu bernama Tusiba, seorang janda, bersama seorang anak perempuannya, Ina (9 thn) siswa Kelas III SD, tinggal di sebuah pondok sempit dengan dinding terpal dan seng bekas ala kadarnya di atas sebuah pohon rambutan. Media ANews, Sabtu, 2/9/2021 mendatangi lokasi rumah pohon itu dan menemui Ketua RT 13 Kampung Sei Babanir Bangun.

Ketua RT 13, Mulyanto mengatakan memang Tusiba dan anaknya tinggal di pondok pohon, sedangkan orangtua Tusiba sendiri tinggal di pondok sederhana dekat situ juga, namun Tusiba beserta anaknya tidak mau tinggal dengan orangtuanya, tetapi lebih memilih tinggal di pondok seadanya di atas pohon rambutan itu.

Samsul Arifin, orangtua Tusiba saat ditemui mengatakan bahwa Tusiba dan Ina sudah tinggal di pondok pohon itu selama 5 tahun. Ditambahkan Samsul, sekarang Tusiba mulai bekerja sebagai tukang masak di tempat pembuatan plywood di Samburakat. Sedangkan ibu Tusiba sedang sakit.

Menurut Ketua RT, pihaknya sudah mengajak berobat orangtua Tusiba ke rumah sakit, tetapi tidak bersedia karena takut di masa pandemi covid-19 ini.

“Makanya mereka cuma beli obat warung, tapi Alhamdulillah tadi pagi sudah kita cek lagi, ibunya sudah bisa makan,” ujar Mulyanto.

Mulyanto menambahkan orangtua Tusiba sudah mengajak anak dan cucunya untuk tidak tinggal di pondok di atas pohon dan tinggal bersama ibunya, tetapi Tusiba tidak mau.

Ketua RT 13 menambahkan sudah diajukan ke Pemerintahan Kampung supaya Tusiba bisa mendapatkan Rumah Layak Huni yang nanti akan dibangun di lokasi tanah kapling kreditan Tusiba, tidak jauh dari rumah pohonnya.

“Sudah kita ajukan ke kelurahan juga masalah rumah layak huni, cuma ini belum ada persetujuan dari pemerintah. Tapi sudah diajukan rumah layak huni itu, cuma permasalahannya lahan tempat dia tinggal ini bukan milik pribadi, karena salah satu persyaratan untuk dapat rumah layak huni adalah tanah milik pribadi. Tapi Alhamdulillah dia sudah ada tanah kaplingan walaupun kredit, itupun letaknya di wilayah sebelah,” tambah Ketua RT 13.

Pada saat bersamaan ada bantuan berupa uang dari Wawan Nugrahi dari PT. Temas senilai 5 juta rupiah. Sedangkan H. Abidinsyah memberikan sejumlah sembako dan snack kepada keluarga Tusiba yang diterima orang tuanya Samsul Arifin.

Dan juga disampaikan kepada Samsul Arifin didampingi Ketua RT 13 bahwa H. Abidinsyah menawarkan pekerjaan dan tempat tinggal kepada keluarga Tusiba, jika berkenan. (dit)

Bagikan

Subscribe to Our Channel