Follow kami di google berita

Kepala DPUPR Berau Sebut Beberapa Faktor Penyebab Limpasan Air yang Kerap Terjadi Hingga ke Badan Jalan

A-News.id, Tanjung Redeb – Meski banyak terdapat saluran drainase, beberapa ruas jalan raya di pusat kota Kabupaten Berau, masih kerap tergenang air. Sekitaran Jalan Pulau Sambit, Tanjung Redeb misalnya. Setiap air pasang, genangan akan meluap sampai ke bahu jalan raya, Rabu (20/4/2022).

Dikonfirmasi terkait permasalahan ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Berau, Taupan Madjid menjelaskan, bahwasanya, faktor penyebab terjadi genangan tersebut, bukan serta-merta saluran drainase yang bermasalah. Melainkan pengaruh lain seperti terganggunya kesimbangan lingkungan karena aktivitas manusia.

Seperti halnya, banyaknya pematangan lahan yang terjadi pada beberapa tahun belakangan, ditambah pemukiman padat di atas air, termasuk masih marak pembuangan sampah ke sungai. Sehingga diantara penyebab itu, kemudian membuat aliran air menjadi terganggu dan memenuhi dataran lebih rendah di sekitarnya.

“Kalau sudah begitu pasti ada lingkungan di sekitarnya yang terganggu, sehingga sifat dari air itu sendiri pasti mencari dataran yang lebih rendah akhirnya sampai masuk ke jalan. Logika kita berpikir saja, dulu kan tidak pernah terjadi begitu (genangan air ke badan jalan), pasti ada penyebabnya,” jelasnya.

“Memang kerap terjadi kalau pasang tinggi, lalu hujan deras, terjadilah seperti itu,” sambungnya.

Lanjut Taupan, kejadian seperti ini bukan hanya terjadi di kawasan kota saja. Melainkan beberapa wilayah sudah lebih dulu banyak genangan air yang masuk ke permukaan jalan. ia mengambil contoh di jalan poros Km. 8 Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan. Khusus di titik tersebut, karena berstatus jalan nasional maka, penanganannya akan melibatkan pemerintah pusat.

Terkait penanganan di jalan poros tersebut, kata Taupan salah satu proyek yang paling ampuh adalah dengan pembuatan polder penampungan air. Yakni suatu kawasan yang didesain sedemikian rupa dan dibatasi dengan tanggul, sehingga limpasan air yang berasal dari luar kawasan tidak dapat masuk.

“Kalau jangka panjangnya dipompa. Makanya dicari aliran di situ (Jalan poros Km. 8 Tanjung Batu), kalau memang masih memungkinkan ada daerah pembuangan, maka di alirkan ke daerah pembuangan, tapi kalau tidak ada, maka perlu dibuatkan polder,” kata Taupan.

“Itu memang daerah lembah, yang cenderung kalau intensitas hujan tinggi perlu ada tempat aliran maupun resapan air,” tambahnya.

“Tapi kita perlu pengkajian yang lebih dalam lagi terkait penyebab air yang merembet ke jalan ini, tidak bisa kita hanya sekedar menganalisa saja,” tutup Taupan Madjid. (mik)

Bagikan

Subscribe to Our Channel