Follow kami di google berita

Jembatan Alternatif Talisayan Hanya Untuk Kendaraan Roda Dua

A-News.id, Tanjung Redeb – Perbaikan Jembatan Talisayan sudah dilaksanakan, banyak permintaan masyarakat agar dibangunkan jembatan alternatif untuk mempermudah akses jalan warga sekitar khususnya kendaraan roda dua.

Kini jembatan tersebut telah dibangun atas dasar kesepakatan musyawarah tokoh masyarakat, aparatur kampung dan Ketua RT. Pembangunan jembatan ini juga melibatkan pihak DPUPR Provinsi Kalimantan Timur.

Ketua RT 1 Kampung Talisayan, Kaspul Bahri menjelaskan, pembangunan jembatan alternatif tersebut sangat membantu anak-anak yang ingin bersekolah karena masyarakat tidak perlu lagi jauh berputar untuk menyebrang. Namun jembatan ini hanya dapat digunakan oleh kendaraan roda dua, sedangkan kendaraan roda empat tetap harus berputar melalui jalan baru.

Ditambahkannya, untuk masyarakat yang menggunakan ambulan ketika terjadi gawat darurat dapat melalui jembatan alternatif tersebut, namun hanya dapat mengantar di ujung jembatan lalu disambut dengan ambulan lain yang berada di seberang jembatan.

“Itu kita lakukan agar ambulan tidak jauh berputar,” ujarnya.

Dirinya berharap wacana perbaikan selama 3 bulan ini dapat secepatnya rampung, agar transportasi semula dapat berjalan lancar seperti sedia kala.

Diakuinya, tidak hanya masyarakat sekitar yang mengeluh, akan tetapi para pengendara roda empat juga turut mengeluhkan papan informasi yang kurang jelas terlihat, akibatnya supir selalu keterusan menuju jembatan yang belum selesai diperbaiki.

“Jadi para supir putar balik lagi, untuk memutar ke kampung jalan tembusan, karena jembatan alternatif ini hanya dapat digunakan para pengedara roda dua saja,” bebernya.

Kaspul mengatakan, masyarakat yang melalui jembatan alternatif tersebut tidak perlu khawatir akan kekuatannya, dirinya menyebutkan, bahan yang digunakan untuk membangun jembatan tersebut terbilang cukup kokoh hingga  6 bulan kedepan.

“Yang pastinya hingga jembatan selesai diperbaiki saya rasa jembatan alternatif ini masih dapat digunakan, karena untuk kayu putihnya itu bisa bertahan selama 6 bulan sedangkan kayu ulinnya bisa tahan bertahun-tahun,” ungkapnya.

“Dan juga saya harap papan informasi dapat diperjelas agar masyarakat yang belum mengetahui ini tidak keterusan,” tandasnya. (y)

Bagikan

Subscribe to Our Channel