Follow kami di google berita

Ekosistem Laut Bisa Terancam, Berdampak Pada Pariwisata Berau

A-News.id, TANJUNG REDEB – Kepala Dinas Perikanan Berau, Dahniar Ratnawati juga menyoroti persoalan aktivitas kapal Live on Board (LoB) yang diduga mengganggu keberadaan sejumlah biota laut di perairan Berau. Dirinya menginginkan semua pihak turut menjaga kelangsungan ekosistem perairan.

Ia yang dikonfirmasi pada Senin (29/8) menuturkan, proyek wisata juga harus terlibat dalam menjaga keberlangsungan ekosistem laut. Sebab wisatawan tidak akan mau berkunjung ke Berau apabila ekosistem yang ada saat ini rusak.

“Penyedia jasa pariwisata tentunya juga membutuhkan ekosistem laut yabg tetap terjaga untuk menarik minat wisatawan,” jelasnya.

Dirinya merasa perlu adanya pengaturan, mulai dari aturan jalur yang bisa dilalui kapal LoB, hingga lokasi kapal bertambat. Selain itu titik menyelam juga harus dijaga dan tidak boleh dilalui sembarang kapal.

“Undang aja semua yang berkaitan,lalu hasilnya kirim ke provinsi sehingga kedepan ada penataan lokasi,” sambungnya.

Ia menambahkan, patroli laut hingga saat ini juga masih berjalan. Hanya saja petugas patroli perlu alat bukti untuk melakukan tindakan.

“Saya pastikan kelompok masyarakat pengawas (popmaswas) masih aktif, apabila mereka menemukan kejanggalan harap langsung melaporkan,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Berau menduga aktivitas kapal Live on Board (LoB) yang saat ini rutin melakukan pelayaran untuk tour ke destinasi wisata yang ada di Kabupaten Berau seperti Kepulauan Derawan, mengganggu keberadaan sejumlah biota laut.

Perwakilan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Berau, Yudi Rizal sekaligus instruktur selam ini menuturkan, sejak kapal LoB beraktivitas di laut Berau, penampakan biota laut seperti ikan barakuda dan pari manta mulai jarang ditemui akibat terusiknya habitat biota laut tersebut.

“Itu merupakan spot diving favorit di Kabupaten Berau, namun saat ini beberapa kali penyelaman sudah jarang ditemukan. Penyebabnya mungkin ada gangguan dari suara mesin dari kapal LoB itu,” jelasnya beberapa waktu lalu.

Dirinya berharap, Pemkab Berau secepatnya memecahkan persoalan ini. Sebab jika terus dibiarkan maka dapat mengancam kelestarian biota maupun terumbu karang di spot selam andalan tersebut.

“Tidak hanya suara mesin, penurunan jangkar di lokasi yang tidak tepat pun sangat berpotensi mengancam kelestarian bawah laut,” pungkasnya. (Poh)

Bagikan

Subscribe to Our Channel