Follow kami di google berita

Aplikasi Mypertamina Belum Berlaku di Berau

A-News.id, Tanjung Redeb — Demi mewujudkan BBM Subsidi tepat sasaran, PT Pertamina Patra Niaga berinisatif melakukan pencatatan awal untuk memperoleh data yang valid yaitu dengan membuka pendaftaran kendaraan dan indentitasnya di Website MyPertamina per 1 Juli 2022. Sehingga pengguna akan mendapatkan QR Code yang dapat digunakan untuk pembelian BBM Subsidi di SPBU Pertamina.

Dilansir dari pertamina.com, rencana lokasi awal akan di lakukan di beberapa kota dan kabupaten antara lain adalah Kota Padang Panjang, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kota Bandung, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjarmasin, Kota Yogyakarta, dan Manado. Untuk kota lain pendaftaran akan dilakukan secara kontinu memastikan kesiapan infrastruktur dan sistem, sekaligus untuk mengakomodir kendaraan baru yang dibeli masyarakat.

Senada dengan hal itu, Kepala Dinas Koperasi, Perdagangan dan Industri (Diskoperindag) Berau, Salim menjelaskan untuk saat ini hanya beberapa daerah saja yang menerapkan uji coba penggunaan aplikasi MyPertamina tersebut.

“Sementara ini baru uji coba di daerah yang jumlah penduduknya bisa dibilang padat,” jelasnya.

Untuk di Kalimantan Timur sementara ini dirinya belum mendapatkan informasi. Terlebih di Kabupaten Berau.

“Sementara ini kita juga belum mendapatkan edaran terkait itu, jika memang terbit kita akan ikuti ketentuan itu,” ujarnya.

“Dan kalaupun diberlakukan nanti kedepannya, pasti akan ada rapat di Provinsi Kaltim untuk membahas itu, dan itu kedepannya pasti akan diberlakukan di sini (Berau),” katanya.

Salim menambahkan, untuk BBM sementara ini penduduk di Kabupaten Berau belum mengkhawatirkan sehingganya uji coba penggunaan aplikasi ini belum diterapkan.

“Sehingganya tidak menjadi proritas, dibandingkan dengan Balikpapan, Samarinda yang jumlahnya penduduknya capai 1 juta, itu yang bisa menjadi prioritas, dan SPBU nya juga lebih banyak,” imbuhnya.

Salim sangat mendukung wacana tersebut, sehingga hal hal yang tidak inginkan dapat terminimalisir, salah satunya penumpukan BBM Bersubsidi.

“Jangan sampai ada yang menumpuk, karena harga BBM ini harus stabil walau mungkin barangnya mahal tapi ada kan masyarakat tidak terlalu ngeluh, nah ini kadang-kadang barangnya tidak ada, harganya mahal lagi,” tandasnya. (nov).

Bagikan

Subscribe to Our Channel