Follow kami di google berita

Warga Kampung Inaran dan Birang Ikuti Pelatihan Budidaya Madu Kelulut

A-News.id, Tanjung Redeb — Potensi legitnya madu kelulut hasil budidaya masyarakat Berau semakin dilirik. Termasuk masyarakat kampung yang berada di lingkar tambang PT Berau Coal.

Berangkat dari adanya peluang bisnis itu, PT Berau Coal memberikan pelatihan kepada masyarakat Kampung Birang dan Inaran untuk mencoba potensi budidaya madu kelulut tersebut.

Community Base Development Manager PT Berau Coal, Hikmawaty mengatakan, minat pasar cukup tinggi. Sehingga, masyarakat harus bisa melihat peluang bisnis yang ada.

Dikatakannya, budidaya madu kelulut yang saat ini akan dilakukan oleh masyarakat lingkar tambang tidak lain karena pihaknya melihat bahwa ada potensi untuk menjadi mata pencaharian sampingan bagi masyarakat.

Dengan minat pasar yang terbilang cukup tinggi dan didukung oleh potensi hutan yang dimiliki Berau, diyakini mampu memenuhi kebutuhan pasar saat ini.

“Budidaya kelulut ini sudah memiliki pasar tersendiri. Sehingga, tidak memikirkan lagi, akan dibawa kemana hasil dari budidaya madu ini,” ujarnya.

Sebelumnya, masyarakat sendiri tidak mengetahui bahwa madu kelulut bisa diambil dan dijual. Setelah mendapat pelatihan dan pemahaman dari pelatihan yang digelar Berau Coal membuka wawasan masyarakat untuk mengelola madu kelulut sebagai budidaya yang menjanjikan.

Terlebih, budidaya kelulut ini tidak sulit serta bisa meningkatkan dan melestarikan alam. Sebab, kata dia, masyarakat yang ingin membudidayakannya harus menanam pepohonan yang memiliki bunga.

Lanjutnya, kebutuhan terhadap madu, menjadi potensi untuk dikembangkan. Ini menjadi salah satu tujuan program PT Berau Coal. Yakni, menciptakan lapangan pekerjaan.

Hikmawaty menyebut, untuk harganya sendiri terbilang cukup manis. Bahkan, harganya jauh lebih tinggi dari madu hutan biasa.

“Bahkan bisa menyentuh harga Rp 1.200 ribu per satu liternya,” katanya.

PT Berau Coal pun berkomitmen untuk membantu memasarkan hasil dari budidaya madu kelulut tersebut.

“Ya kami selalu berkomitmen untuk membantu persoalan ini. Kami akan mengawal dan mendampingi terkait packaging hingga perizinannya,” tuturnya.

Lanjutnya, jika nanti telah memenuhi izin edar, pihaknya pun akan mengurus soal sertifikasi halal untuk produk madu serta izin dari BPOM.

“Kami juga akan memasarkannya di eccomers yang ada di Indonesia,” terangnya.

Ke depan PT Berau Coal juga akan melakukan pembinaan kepada pembudidaya madu kelulut untuk bisa memasarkannya juga. Terlebih, BUMK yang ada akan dibina sehingga bisa menyajikan produk madu kelulut yang memiliki bungkus menarik serta higienis.

“Kita akan dampingi BUMK bagaimana mereka cara memasarkan madu ini dengan kualitas lebih bagus,” tandasnya.

Sementara itu Ketua Yayasan Dharma Bakti Berau Coal, Horas Parsulian Pardede mengatakan, sedikitnya ada 3 lokasi yang sudah menjadi binaan PT Berau Coal dalam pelaksanaan budidaya madu kelulut di Berau.

Disebutkannya, Kilometer 2 KAT Lati, Kampung Birang dan Inaran. Kendati demikian, hal ini tidak menutup kemungkinan juga akan dilakukan di kampung-kampung yang ada di lingkar tambang PT Berau Coal.

“Ya kami selalu berupaya agar apa yang kami berikan bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Dijelaskannya, sejauh ini hasil madu kelulut Berau sudah ada yang dipasarkan. Bahkan, disetiap kegiatan Sinarmas Grup, pihaknya selalu membawa produk unggulan yang dibawah naungan PT Berau Coal untuk dipasarkan.

“Setiap event di luar daerah, pasti ada madu dari Berau,” katanya.

Sementara itu, Erwin salah satu peserta pelatihan dari Kampung Inaran mengatakan, pihaknya kerap menemui keberadaan lebah kelulut tersebut.

“Kami sering melihat, tapi kami tidak tahu bahwa ini memiliki nilai jual yang cukup tinggi,” ungkapnya.

Lanjutnya, pihaknya biasanya hanya menggarap madu hutan yang memiliki masa panen 2 kali dalam satu tahun.

“Sekarang sudah susah, bahkan beberapa tahun belakangan, agak susah untuk mendapat madu hutan. Berhubung ini bisa dipanen seminggu sekali, maka akan lebih menguntungkan buat kami,” tuturnya.

Dirinya berharap agar pelatihan seperti ini bisa terus dilakukan. Sehingga, makin banyak pembudidaya madu kelulut di Berau.

“Kami berterima kasih kepada PT Berau Coal, karena sudah memberikan pendampingan dan materi seperti ini. Sehingga, kami bisa melihat peluang usaha lainnya,” terangnya.

Praktisi Lebah Madu Kelulut Berau, Mansyah mengatakan, madu kelulut memiliki nilai jual yang cukup tinggi.

Dengan perawatan yang cukup mudah, pihaknya merasa, efek yang dirasakan sangat berbeda jauh.

“Tidak perlu memberi makan dan minum tapi hasilnya kita bisa rasakan,” sebutnya.

Lanjutnya, madu kelulut ini bisa diatur rasanya. Hal itu, diatur melalui vegetasi yang ada disekitarnya.

“Jika ada tanaman buah, maka hasilnya akan terasa cenderung asam. Jika bunga hutan, maka akan lebih manis,” sebutnya.

Dirinya berharap, agar masyarakat yang sudah mendapat ilmu untuk berbudidaya madu kelulut bisa menerapkannya dan menjadi petani atau pembudidaya yang aktif.

“Harganya bisa dibilang cukup manis, maka ini adalah peluang manis pula untuk masyarakat Berau,” tandasnya. (Poh)

Bagikan

Subscribe to Our Channel