A-News.id, Tanjung Redeb – Pulau Derawan dan Maratua, menjadi salah satu destinasi yang banyak mendapat sorotan wisatawan. Pasalnya, wisatawan kesulitan mencari pantai untuk menjadi ruang terbuka bermain.
Seperti yang dikeluhkan oleh Mark, salah seorang wisatawan asing asal Australia. Ia mengatakan, keindahan Pulau Derawan sudah kurang menarik, karena menjamurnya resort dan penginapan, sehingga memakan area pantai. Dimana seharusnya tempat tersebut bisa dijadikan area bermain bagi wisatawan.
“Jika hanya menjual lautnya saja. Sepertinya kurang menarik. Sedangkan tidak semua wisatawan ingin menghabiskan waktu di laut,†tegasnya.
Ia melanjutkan, seharusnya ada inovasi, guna mengatasi permasalahan tergerusnya pantai karena pembangunan resort. Sehingga Pemkab Berau, tidak hanya menjual lautnya saja. Melainkan sisi daratnya juga.
“Saya sangat sayangkan. Keindahan harus dirusak. Harus mulai ada aturan yang mengaturnya,†tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Ilyas Natsir yang dikonfirmasi pada Senin (8/5) mengatakan, memang perlu diakui, bahwa Berau khususnya untuk destinasi wisata di Derawan dan Maratua kekurangan ruang terbuka. Ia berharap, agar resort yang ada bisa membanbun ruang terbuka hijau atau ruang bermain untuk wilayah masing-masing.
“Ke depannya, pemberian izin harus mempertimbangkan ketersediaan ruang terbuka,†paparnya.
Ilyas menambahkan, dirinya selalu berharap adanya ruang terbuka di destinasi wisata. Karena ruang terbuka hijau menurutnya, selain untuk arena bermain wisatawan, juga bisa menjadi peneduh dan oksigen yang cukup.
“Itukan untuk menampilkan keindahan alam yang hijau, dipadukan keindahan laut. Bisa jadi tempat santai dan istirahat,†bebernya.
Ia mengaku ke depannya, akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk permasalahan ini. Agar bisa resort menyiapkan wadah terbuka hijau. Dan memberikan imbauan atau penegasan, agar resort yang ingin membangun bisa menyediakan hal tersebut.
“Tidak menutup kemungkinan, pembangunan resort baru tidak diberikan izin, karena ketersediaan lahan yang terbatas,†tutupnya. (Poh)