Follow kami di google berita

Rp 200 Miliar diusulkan untuk Irigasi

A-News.id, Tanjung Redeb — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau berencana membangun saluran irigasi berskala besar di 20 daerah irigasi (DI) di Bumi Batiwakkal dengan anggaran mencapai Rp 200 miliar. Pembangunan ini direncanakan akan dimulai pada tahun ini.

Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau, Hendra Pranata menjelaskan pembangunan saluran irigasi tahun ini merupakan pembangunan yang terbesar dari tahun-tahun sebelumnya.

“Terbesar yang pernah ada. Berau berbenah lah. Ceritanya gitu,” jelasnya.

Tujuan pembangunan saluran irigasi skala besar pada 20 DI itu, lanjut Hendra, merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah memajukan sektor pertanian di Berau. Realisasinya dalam bentuk pembangunan baru, peningkatan, pengembangan, dan pemeliharaan.

“Pokoknya semua irigasi kita rencanakan untuk dibangun. Tapi bertahap. Sesuai kesiapan dan kebutuhan masing-masing DI,” terangnya.

Saat ini, pihaknya sedang melakukan persiapan tahapan perencanaan dan telah mengusulkan kegiatan ini ke dalam APBD Perubahan 2023.

“Rencananya di anggaran perubahan ini. Kalau tidak ada ya bisa di 2024. Yang mana yang muncul anggarannya duluan langsung kita gas (kerjakan),” tegasnya.

Dari total anggaran hingga Rp 200 miliar itu, dijelaskan Hendra, saluran irigasi yang dibangun untuk setiap DI itu akan menelan anggaran Rp 5 hingga 10 miliar. Anggaran yang besar ini dimaksudkan agar pembangunan berjalan maksimal.

“Contoh seperti DI Tabalar Muara itu Rp 6 miliaran. Supaya maksimal. Karena Berau ini luas dan pertanian ini salah satu komoditi pokok yang sangat potensial,” imbuhnya.

Diakuinya, sebelum pembangunan ini dimulai, pihaknya sudah membuat survei pada 20 DI tersebut. Semua DI itu dipastikannya memiliki lahan persawahan. Hanya memang ada lahan persawahan seperti di Bumi Jaya yang tidak lagi aktif.

“Persawahan itu terdata dengan baik sebagai aset. Kalau data-data, sudah fix semua. Aktif atau tidak itu tergantung kondisi. Kalau tidak aktif ya diaktifkan. Sebagai upayanya itu ya irigasinya direhab,” bebernya.

Pembangunan saluran irigasi ini tidak hanya terkonsentrasi pada daerah-daerah yang sudah memiliki bendungan dan memiliki status lumbung pertanian di Berau, seperti halnya Kampung Buyung-Buyung. Namun pembangunan ini juga menyasar daerah yang persawahannya tidak lagi aktif dan saluran irigasinya bermasalah.

“Bendungan ya bendungan. Jaringan irigasi ya irigasi. Ya kan. Bukan karena sudah ada bendungan, jaringan irigasinya kita cuekin. Kalau air tidak mengalir gimana? Ya kan? Berau perlu berbenah lah dalam hal irigasi ini,” ungkapnya.

Untuk lebih menjamin pembangunan ini berjalan optimal dan maksimal, pihaknya sudah membentuk Komisi Irigasi Kabupaten. Keanggotaannya tidak hanya melibatkan unsur dinas terkait lainnya seperti pertanian tetapi juga pemerintahan pada kampung yang telah disurvei yakni 20 DI.

“Komisi itu untuk koordinasi, share info, keluhan, ide-ide seputar pertanian Berau. Intinya supaya pertanian Berau ini maju. Supaya petani ini mau bertanam padi dan tidak pindah menanam yang lain. Outputnya ya irigasi itu,” tandasnya. (*)

Bagikan

Subscribe to Our Channel