Follow kami di google berita

PLTU Lati Perawatan Boiler, PLTU Berau Terkendala Faktor Alam, PLN Akui Tak Bisa Berbuat Banyak

A-News.id, Tanjung Redeb – Bumi Batiwakkal sejak beberapa hari lalu selalu terjadi pemadaman listrik. Hal itupun menjadi polemik bagi masyarakat.

Tidak sedikit, masyarakat mengeluhkan kondisi tersebut. Dimana, pemadaman listrik yang terjadi akhir-akhir ini dinilai sangat berdampak terhadap masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, Manajer PLN UP3 Berau, M Harryadi Poel mengatakan, bahwa pihaknya pun tidak menginginkan pemadaman itu terjadi.

Namun, pihaknya pun mengaku tidak bisa berbuat banyak. Lantaran, pemadaman itu terjadi akibat beberapa faktor. Dijelaskannya, bahwa satu unit boiler PLTU Lati sedang perawatan dan suplai dari PLTU Berau terkendala akibat faktor alam.

Diungkapkannya, dari PLTU Lati harusnya mampu menghasilkan 15 MW dari 3 unit mesin yang ada. Namun, nyatanya itu tidak terjadi.

Dimana, saat ini PLTU Lati juga melakukan penjualan terhadap Perusahaan Tambang di kawasan Lati.

“Kami membeli dari Lati itu hanya sisa energinya. Kami tidak bisa memaksa bahwa PLTU Lati harus menjual semuanya ke PLN,” ujarnya.

Diakuinya, sejauh ini PLTU Berau hanya menyuplai sekira 8 sampai 9 MW ke PLN Berau. Dan itu merupakan daya yang tersisa dari energi yang telah dijual ke perusahaan tambang.

“Diaturan kerja sama juga demikian, tidak ada kewajiban PLTU Lati untuk menjual semua daya ke PLN Berau,” katanya.

Lanjutnya, untuk PLTU Berau, pihaknya menyebut terjadi kendala. Dimana, jaringan listrik yang disuplai terdampak pohon tumbang. Sehingga, aliran listrik tidak bisa terdistribusi.

“Itu tidak bisa dipungkiri. Kami juga maunya listrik bisa andal terus,” tegasnya.

Diakuinya, PLN adalah perusahaan yang berjualan listrik ke masyarakat. Dengan adanya pemadaman, pihaknya pun merasa dirugikan.

“Kami adalah perusahaan yang bejualan listrik. Kalau listrik padam, kami tidak jualan dan itu membuat kami rugi,” bebernya.

Ditegaskannya, beban puncak di Kabupaten Berau sekira 31 MW. Jika dengan komposisi total 15 MW dari PLTU Lati, 8 MW dari PLTU Berau dan 8 MW dari PLTD Sambaliung, maka daya listrik dari pembangkit di Berau sanggup untuk menampung kebutuhan daya masyarakat.

“Sekarang kondisinya ini devisit daya. Berau kekurangan daya,” jelasnya.

Lanjutnya, untuk interkoneksi Berau-Kutim hingga saat ini belum bisa terselesaikan. Dimana, hal itu terkendala dengan pembebasan lahan.

“Kalau itu sudah terjadi, maka tidak ada lagi pemadaman listrik,” ungkapnya.

Dirinya menyebut, saat ini interkoneksi Berau-Bulungan tidak bisa bekerja. Hal itu dikarenakan Bulungan juga sedang defisit daya.

“Di sana juga kurang daya, jadi tidak ada suplai daya. Karena satu pembangkit itu stop beroperasi,” katanya.

Diakuinya, saat ini hal paling mendesak adalah harus ada pembangkit baru. Dimana, sampai saat ini pun, kebutuhan pelanggan semakin meningkat.

“Kalau PLTU tidak memungkinkan untuk dilaksankan. Paling tidak nanti harus tambah PLTD. Meskipun, nanti cost dari PLN pun akan meningkat untuk membeli solar industri,” tandasnya. (Poh)

Bagikan

Subscribe to Our Channel