Follow kami di google berita

Perusahaan Sebut Korban Ingin Ambil Sekop Yang Jatuh

A-News.id, Tanjung Redeb — Manajemen PLTU Berau klaim korban meninggal dunia bukan karena tidak menerapkan standar operasional prosedur (SOP) perusahaan. Melainkan tergelincir saat mengambil alat yang terjatuh.

Manajer PLTU Berau, Irwan yang didampingi Pengawas Lapangan, Agus dan rekan kerja korban Bagus mengatakan, korban telah bekerja menggunakan full body harnest, helm dan sepatu safety.

Dikatakan, kronologis kejadian bermula saat korban bersama satu rekannya yang bernama Bagus, melakukan pekerjaan operasional rutin di ruangan penampungan batu bara.

Baca Juga : Satu Pekerja di PLTU Berau Merenggang Nyawa Akibat Terjatuh dan Tertimbun Batu Bara, Karyawan Diminta Tutup Mulut

“Alat Pelindung Diri (APD) nya lengkap,” ujarnya.

Dikatakannya, korban terpeleset dan terperosok ke dalam tumpukan batu bara (banker). Menurutnya, kegiatan yang dilakukan korban adalah kegiatan rutin yang dikerjakannya setiap hari.

“Jadi ada dua orang yang melakukan pembersihan di dalam banker tersebut,” katanya.

Awal mulanya semua berjalan lancar. Salah satu pekerja bernama Bagus telah naik disusul oleh korban, karena kegiatan membersihkan batu bara sudah rampung.

Saat hendak naik, skop atau alat kerja korban terjatuh, dan kemudian korban mencoba untuk turun kembali ke banker untuk mengambil alat tersebut.

“Saat mau mengambil alat itu, sempat di larang oleh rekannya, tapi almarhum tetap mengambil,” ungkapnya.

Nahas, korban salah berpijak. Dan mengakibatkan korban terperosok ke dalam tumpukan batu bara. Setelah terperosok, korban mencoba untuk keluar dari tumpukan batu bara tersebut.

Bukannya keluar, gerakan yang dibuat oleh korban menyebabkan tumpukan batu bara itu semakin menimbun tubuh korban.

“Posisinya setengah badan, karena banyak bergerak, karena banker itu bentuknya corong, jadi korban semakin terperosok,” terangnya.

Melihat kondisi tersebut, kemudian semua unit berhenti beroperasi untuk sementara waktu. Dan semua karyawan berupaya untuk melakukan evakuasi serta pertolongan nafas buatan kepada korban.

“Korban berada di dalam banker itu sekira 10-15 menit. Dan semua karyawan berupaya untuk evakuasi korban,” terangnya. (poh)

Bagikan

Subscribe to Our Channel