Follow kami di google berita

Masyarakat Talisayan Jaga Kelestarian Ritual Tolak Bala

A-News.id, Talisayan – Ritual tolak bala atau buang naas rutin dilestaarikan masyarakat Kampung Talisayan, Kecamatan Talisayan Kabupaten Berau. Ritual tersebut meruapakan adat secara turun temurun, Kamis (22/9/2022).

Tradisi tersebut dilakukan dengan cara memandikan dua anak perempuan oleh seorang tokoh adat setempat dengan menggunakan daun linjuang atau tanaman andong, kemudian ditutup dengan pemotongan puncak rosul. Itu biasanya dilakukan warga setempat dipenghujung bulan safar.

Filosofi tolak bala ini yakni untuk membersihkan kesalahan selama satu tahun hingga di tahun berikutnya. Masyarakat meyakini dengan doa melalui ritual tersebut masyarakat dapat meminta pada yang kuasa agar selalu diberi perlindungan dan keselamatan di tahun berikutnya.

“Dengan membaca tolak bala pada saat safar di minggu terakhir masyarakay bersama-sama berdoa ingin mendapatkan keberkahan dan kebahagian agar apa yang dilakukan di tahun berikutnya selalu mendapat lindungan dari Allah SWT,” demikian ujar Tokoh Adat Talisayan, Karibal Jamrah.

“Gunanya kami ingin menyatukan semua budaya yang ada khususnya di Kampung Talisayan agar bersama-sama menjaga kebudayaan tolak bala atau buang naas ini,” tambahnya.

Kepala Kampung Talisayan Rahmat Setiawan menyatakan, tradisi tolak bala di kampung nelayan ini sudah dilakukan turun temurun. Mereka mempertahankan budaya tersebut untuk menghormati leluhurnya sekaligus menjadi pembeda tradisi dengan kampung lainnya.

“Ini acara adat bahari kita, sudah menjadi acara turun temurun dan ini ke depannya akan tetap kami pertahankan karena bagaimana pun ini merupakan peninggalan leluhur kami yang tentunya menjadi warna khas Kampung Talisayan,” katanya.

“Satu yang paling kami syukuri acara ini sudah menjadi agenda pariwisata daerah,” tandasnya.

Sementara itu Wakil Bupati Berau Gamalis mengapresiasi kepada segenap aparatur kampung, tokoh adat dan agama yang ada di Talisayan karena bisa saling bahu-membahu mensukseskan acara tolak bala yang juga masuk ke dalam kalender wisata Berau tersebut.

Kata dia, tujuan tradisi tolak bala ini bukan hanya mempertahankan tradisi adat bahari tetapi juga termasuk akan menjadi daya tarik parawisata di kampung pada masa kini hingga di masa yang akan datang.

“Wisata adat bahari ini perlu kita lestarikan dimana adat ini adalah warisan leluhur yang perlu dipertahankan kelestariannya dan diberi ruang agar tidak punah termakan waktu,” ungkap Gamalis.

Sepanjang kegiatan berlangsung, berbagai tarian khas ditampilkan. Warga begitu menikmati karena tradisi ini selama dua tahun ditiadakan akibat penyebaran covid-19. (mik/adv)

Bagikan

Subscribe to Our Channel