Follow kami di google berita

Maratua Jadi Pilot Project Ekonomi Biru

A-News.Id, Tanjung Redeb – Blue Economy (Ekonomi Biru) masih gencar diupayakan oleh Pemkab Berau. Pengembangan ekonomi biru di Pulau Maratua ditindaklanjuti dengan kedatangan Duta Besar (Dubes) Syechelles dan narasumber NLA Internasional United Kingdom ke Bumi Batiwakkal untuk memberikan pelatihan dan berbagi pengalaman terkait Negara Syechelles.

Dipilihnya Pulau Maratua sebagai pilot project di kawasan Kaltim, saat ini tahapan masih dalam kegiatan Focus Discusion Group (FGD) program pengembangan ekonomi biru dan pariwisata berkelanjutan di Maratua.

Presiden Seychelles untuk ASEAN, Nico Barito menjelaskan Berau memiliki peluang besar pada pengembangan ekonomi biru dengan pemanfaatan pulau terluar Maratua melalui potensi yang tersedia. Meski, untuk tahapan awal, kerjasama itu harus terlebih dahulu memperkenalkan esensi dari ekonomi biru yang berkelanjutan.

Terpilihnya Maratua bukan tanpa alasan. Dikatakannya, Maratua merupakan pulau terluar di Indonesia dan maratua terletak di Zona Coral Triangle (ZCT). Jika Indonesia bisa mengembangkan Maratua sebagai satu percontohan maka bisa menjadi kelas pariwisata di dunia seperti Syechelles.

Lanjutnya, ekonomi biru bisa menopang ekonomi daerah secara berkelanjutan menggantikan sektor pertambangan dan perkebunan, yang masih mendominasi di Kabupten Berau.

“Ini merupakan investasi jangka panjang. Jika program ini sukses maka penerapannya bisa dilaksanakan di daerah lainnya. Intinya kita menjaga ekosistem laut tetap bagus. dan pariwisata juga semakin maju,” katanya.

Untuk tahapan awal, dijelaskan Nico untuk berbagi pengalaman antara Pemkab Berau dan Seychelles. Melihat, negara tersebut memiliki success story. Kendati begitu, bagi Nico untuk mewujudkan ekonomi biru, harus terlebih dahulu membuka pemahaman kepada masyarakat sekitar kawasan Pulau Maratua.

Ia juga meminta kepada Pemkab Berau untuk menggandeng masyarakat dalam pengembangan ekonomi biru. Terutama dalam meminimalisir penjualan tanah masyarakat secara berlebihan kepada investor nantinya.

“Karena ada potensi lahan-lahan di Maratua bisa punya harga jual yang tinggi. Tapi itu harus dihindari, karena tujuannya masyarakat secara labgsung harus terlibat dari dampak ekonomi biru nantinya,” tegasnya.

Kesadaran masyarakat itulah yang diperlukan untuk bersama-sama sadar dan mengerti bahwa lingkungan tersebut merupakan lahan milik bersama. Kearifan lokal harus dijaga dengan baik dan dikelola aecara maksimal untuk perekonomian di daerah.

Sementara itu, Wakil Bupati Berau, Gamalis berharap, program ekonomi biru bisa memberikan dampak positif untuk Bumi Batiwakkal. Yang tentunya diharapkan juga dapat membangkitkan geliat ekonomi sebagai salah satu wilayah penyangga IKN.

Perlu diketahui, bahwa Kabupaten Berau termasuk dalam kawasan strategis pariwisata nasional dan menjadi destinasi pariwisata prioritas nasional. Juga tercatat memiliki 12 kampung wisata, 276 data tarik wisata termasuk alam, buatan, dan budaya di darat dan di laut. Serta 10 destinasi wisata unggulan, salah satunya Pulau Maratua.

Pulau Maratua adalah satu diantara guguran pulau indah di lautan Bumi Batiwakkal. Menyimpan beragam rupa kekayaan alam bawah laut yang tidak banyak dijumpai di dunia. Menyadari potensi yang luar biasa ini, Pemkab Berau memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pengembangan usaha berbasis pariwisata dan kearifan lokal.

Dengan potensi ekonomi yang besar dan jangka panjang, diharapkan peluang ini bisa menjadi sumber pendapatan utama bagi daerah di masa depan.

“Kami sangat bersyukur atas kerja sama ini. Melalui pendampingan ini diharapkan pengembangan ekonomi biru bisa berjalan sesuai target bersama,” tutupnya. (Adv/Poh)

Bagikan

Subscribe to Our Channel