A-News.id, Tanjung Redeb – Penumpukan material proyek saluran drainase (U-ditch) di Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Tanjung Redeb, menuai keluhan dari warga setempat. Soepian, warga RT 05 Kelurahan Bedungun, mengungkapkan bahwa penumpukan material tersebut telah mengakibatkan banjir dan berbagai permasalahan lainnya di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.
Menurut Soepian, masalah ini sudah berlangsung sejak tahun lalu. Bahkan, pihak terkait sudah pernah meninjau langsung kondisi rumahnya yang sering terendam air. Namun, hingga kini belum ada langkah konkret yang diambil untuk mengatasi permasalahan tersebut.
“Soal banjir ini sudah lama, sejak tahun lalu. Pihak proyek juga sudah pernah melihat kondisi rumah saya. Saya sudah meminta mereka untuk membuat parit di sekitar lokasi proyek U-ditch, karena posisi tanah proyek lebih tinggi dari rumah kami,” kata Soepian.
Ia menjelaskan, perbedaan elevasi tanah tersebut menjadi penyebab utama air merembes ke rumahnya, terlebih ketika hujan turun. Bahkan, tanpa hujan pun, air tetap meresap dari proyek karena tidak adanya saluran pembuangan yang memadai. Kondisi ini diperparah dengan keberadaan penampungan air dan kamar mandi proyek yang berdampingan dengan dinding rumahnya.
“Bukan hanya ketika hujan, walau cuaca panas pun air tetap masuk ke rumah. Itu berasal dari penampungan air di proyek dan kamar mandi mereka yang tidak memiliki parit untuk pembuangan,” keluhnya.
Selain masalah banjir, Soepian juga menyoroti polusi debu serta getaran alat berat yang dirasakan sampai ke rumahnya. Ia menilai, proyek tersebut tidak memperhatikan kenyamanan warga sekitar.
“Bukan hanya air yang mengganggu, tapi debu proyek dan getaran alat berat pun terasa hingga ke dalam rumah,” ujar Soepian.
Ia mengaku sudah melaporkan masalah ini kepada Ketua RT setempat dan juga Humas proyek yang bernama Arief. Namun, hingga September 2024, belum ada perkembangan signifikan terkait penyelesaian masalah tersebut.
“Saya sudah laporkan ke Pak RT 05 dan juga ke Humas proyek, Pak Arief. Katanya, akan segera ditangani, tapi sampai sekarang belum ada tindakan. Dari Januari 2024 hanya janji-janji saja,” jelasnya.
Soepian juga menambahkan, meskipun saat gerimis, lingkungan masih aman, tetapi jika penampungan air di proyek tidak dikelola dengan baik, air tetap tumpah dan merembes ke rumah warga. Ia menyebut, banyak pekerja proyek yang tinggal di sekitar lokasi, sehingga kondisi semakin tak terkendali.
“Saat hujan ringan atau gerimis, memang masih aman. Tapi kalau mereka tidak menjaga penampungan air di proyek, airnya bisa tumpah dan merembes ke rumah kami, walau tidak hujan,” katanya.
Warga berharap agar pihak proyek segera menyelesaikan permasalahan ini dengan membuat saluran drainase yang memadai dan mengelola penampungan air secara lebih baik, sehingga tidak lagi mengganggu lingkungan sekitar. Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pihak proyek terkait keluhan warga tersebut. (yf)